Daftar Isi:
  • Skripsi ini akan membahas mengenai kondisi perkebunan kopi di Blitar antara tahun 1874-1942. Skripsi ini akan melihat bagaimana kondisi perkebunan mulai dari awal pendirian perkebunan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pasang-surut produksi. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode sejarah yang terdiri dari pengumpulan data (heuristik), kritik sumber, interprestasi, dan historiografi. Perkebunan kopi di Blitar telah mengalami pasang surut dalam periode waktu yang lama. Usaha-usaha para investor asing sejak diundangkannya UU Agraria 1870 menjadikan Blitar sebagai salah satu tempat untuk menamkan modalnya. Adanya penyakit tanaman pada kopi tahun 1880 berupa virus Hemeliea Vastratrik B dan Br, turut mengancam produksi kopi. Erupsi gunung Kelud pada tahun 1919 juga menambah panjang pengalaman buruk perkebunan di Blitar. Apalagi tahun 1930 telah terjadi krisis dunia yang mengakibatkan harga-harga komoditas di pasaran dunia merosot tajam. Belum lama setelah krisis kondisi perpolitikan di Hindia-Belanda juga terjadi krisis. Tahun 1942 Jepang mengambil alih kekuasaan yang berdampak juga pada perkebunan karena kebutuhan perang.