CITRA PEREMPUAN PADA NOVEL GENDUK KARYA SUNDARI MARDJUKI

Main Author: IZZATUL BANAT ALFAJRIYYAH, 121111025
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/76387/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/76387/2/FULL%20TEXT%20FS%20BI%2075%2018%20Alf%20c.pdf
http://repository.unair.ac.id/76387/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Tujuan penelitian ini ada dua, (1) untuk mendeskripsikan bagaimana analisis struktur yang membangun novel Genduk karya Sundari Mardjuki, (2) untuk mendeskripsikan citra perempuan dan makna yang dihadirkan dalam novel Genduk karya Sundari Mardjuki. Penelitian ini menggunkan metode deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik pustaka. Teknik analisis data yang digunakan adalah analis struktural dan citra perempuan dengan kajian kritik sastra feminis. Analisis struktural novel Genduk menghasilkan tokoh, Genduk dan Yung (Sutrisni) merupakan tokoh perempuan utama dan terdapat beberapa tokoh yang berkaitan dengan tokoh utama diantaranya Lik Ngadun, Kaji Bawon, Kaduk, Sapto, Pak Yai dan Bah Djan, alur yang terdapat pada novel tersebut adalah alur maju, latar yang terdapat pada novel tersebut adalah latar tempat, waktu, dan sosial, tema yang diusung dalam cerita adalah tentang perjalanan, dalam hal ini adalah perjalanan hidup tokoh Genduk, judul yang digunakan oleh karya sastra ini adalah Genduk, sudut Pandang yang digunakan dalam karya sastra adalah sudut pandang orang pertama-utama. Citra Perempuan dalam novel Genduk meliputi citra fisik, citra psikis, dan citra sosial. Citra Fisik Genduk digambarkan sebagai gadis berusia sebelas tahun yang memiliki paras cantik dan telah mengalami tanda-tanda pubertas, seperti tumbuh payudara. Sedangkan Yung digambarkan sebagai perempuan yang telah memiliki anak dengan paras yang unik, memiliki tulang pipi yang menonjol yang dihiasi bintik hitam karena terjerang matahari, Citra Psikis Genduk digambarkan sebagai gadis yang lebih dewasa daripada umurnya, sedangkan Yung digambarkan sebagai perempuan yang kuat dalam menghadapi setiap fase kehidupanya. Citra Sosial Genduk digambarkan sebagai siswa sekolah dasar di desa Ringinsari, dan termasuk anak yang taat beribadah, sedangkan Yung digambarkan sebagai warga desa Ringinsari yang aktif mengikuti kegiatan yang diadakan oleh desa, dan meskipun telah belajar beribadah dalam Islam, Yung lebih memilih bentuk ibadah yang pernah dianut sebelumnya. Makna yang hadir dalam novel Genduk meliputi pertahanan diri terhadap permasalahan yang melanda, keberanian perempuan mengambil langkah besar dalam hidup, serta perempuan mengambil peran besar dalam memajukan desa.