INDEKS PREDIKTIF SINDROMA KORONER AKUT BERULANG DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. MOHAMAD SOEWANDHIE SURABAYA

Main Author: MUHAMMAD ADITYA, 101614553006
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/76329/1/TEP.%2026-18%20Adi%20i%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/76329/2/TEP.%2026-18%20Adi%20i.pdf
http://repository.unair.ac.id/76329/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Sindroma koroner akut (SKA) merupakan bentuk penyakit jantung koroner yang mengancam jiwa. Sindroma koroner akut dapat terjadi berulang dengan prevalensi berulang dalam 1 tahun sebesar 21-30%. Tujuan penelitian ini adalah menyusun indeks prediktif sindroma koroner akut berulang. Penelitian ini merupakan penelitian obervasional analitik dengan desain case control. Tempat penelitian adalah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Mohamad Soewandhie Surabaya. Waktu penelitian dari bulan Februari hingga Juli 2018. Diambil sampel sebanyal 43 kasus dan 43 kontrol secara consecutive sampling terhadap pasien SKA yang datang ke poli jantung RSUD Dr. Mohamad Soewandhie Surabaya yang memenuhi kriteria penelitian. Analisis bivariabel dilakukan dengan menggunakan regresi logistik sederhana, analisis multivariabel dilakukan dengan menggunakan regresi logistik ganda, nilai cut off indeks prediktif SKA berulang menggunakan analisis kurva receiver operating characteristic. Terdapat 3 variabel yang berpengaruh dan merupakan prediktor kejadian SKA berulang, yaitu kendali kolesterol LDL >100 mg/dL, tidak rutin berolahraga, dan riwayat merokok. Model indeks prediktif SKA berulang = –1,859 + 2,225 * Olahraga (tidak rutin) + 1,429 * Riwayat merokok (ya) + 1,203 * LDL-C (≥100mg/dL) . Nilai cut off indeks SKA berulang adalah 0 dengan tingkat sensitivitas 95,3% dan spesifisitas 48,8%. Kesimpulan didapatkan bahwa pasien SKA dengan kendali kadar kolesterol LDL >100 mg/dL, tidak berolahraga rutin, dan dengan riwayat merokok berisiko mengalami SKA berulang. Tenaga kesehatan disarankan untuk mengupayakan gaya hidup sehat dalam bentuk olahraga rutin dan tidak merokok terhadap pasien SKA, dan mengendalikan kadar LDL-C di bawah 100 mg/dL.