PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI GIZI DAN STATUS INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DAN NON-DIABETES MELLITUS

Main Author: RIZKA FIKRIANA KARTINI, 101411231015
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/76292/1/KKC%20KK%20FKM.GZ%2014%20-%2018%20Kar%20p-Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/76292/2/KKC%20KK%20FKM.GZ%2014%20-%2018%20Kar%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/76292/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Diabetes mellitus menduduki urutan ketiga sebagai penyakit tertinggi penyebab kematian di Indonesia. Kenaikan angka penderita diabetes mellitus mencerminkan terjadinya peningkatan prevalensi faktor risikonya, seperti obesitas, aktivitas fisik rendah, pola makan tidak sehat, merokok, stress dan lainnya. Penyakit ini terkait dengan metabolisme dan komplikasi vaskular, terutama mempengaruhi mata, ginjal, saraf perifer, dan jantung. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan antara pola makan dan status gizi dengan kejadian diabetes mellitus. Untuk itu, tujuan dari penelitian ini adalah menganalsis perbedaan tingkat konsumsi gizi dan status Indeks Massa Tubuh (IMT) antara penderita diabetes mellitus dan bukan penderita diabetes mellitus di wilayah kerja Puskesmas Pacarkeling Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik melalui metode observasional dengan desain penelitian case control. Sampel penelitian sebesar 28 orang dan diambil secara acak menggunakan simple random sampling dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok diabetisi dan kelompok nondiabetisi. Pengumpulan data meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, food recall 2x24 jam, food frequency, IPAQ, dan data identitas responden. Data dianalisis menggunakan software SPSS for windows dengan uji mann whitney. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tingkat konsumsi karbohidrat yang signifikan antara diabetisi dan non-diabetisi (p=0,038). Semakin tinggi asupan karbohidrat maka risiko terkena diabetes mellitus juga semakin meningkat. Tidak terdapat perbedaan tingkat konsumsi energi, protein, lemak, dan status IMT antara diabetisi dan non-diabetisi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah asupan karbohidrat yang tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes mellitus. Sebaiknya perlu dilakukan pemberian edukasi seputar diabetes mellitus agar lebih mengenal faktor risiko, gejala, dampak, dan diet yang dianjurkan bagi penderita diabetes mellitus dan meningkatkan awareness masyarakat.