PERAN KARAKTERISTIK PEMIMPIN SUDAN DALAM KASUS PENOLAKAN AGENSI KEMANUSIAAN ASING TAHUN 2009 PADA KONFLIK DARFUR

Main Author: Mustika Ayuningrum, 071411231048
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/76262/1/ABSTRAK_Fis.HI.79%2018%20Ayu%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/76262/2/FULLTEXT_Fis.HI.79%2018%20Ayu%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/76262/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Penelitian ini mengkaji peran karakteristik Presiden Sudan sebagai pemimpin, Omar al-Bashir, terhadap perubahan kebijakan luar negeri Sudan dalam kasus penolakan dan pengusiran sejumlah agensi kemanusiaan asing tahun 2009 pada konflik kemanusiaan Darfur. Latar belakang permasalahannya berawal dari counterinsurgency bersifat militan yang dilakukan oleh pemerintah pada kelompok insurgensi Justice for Equality Movement atau JEM dan Sudan Liberation Army atau SLA yang kemudian mengarah pada penyerangan terhadap masyarakat sipil dan kejahatan kemanusiaan dalam skala yang benar-benar masif. Keberlangsungan hidup mayoritas masyarakat sipil yang terpengaruh oleh dampak konflik di Darfur tersebut pun bergantung pada bantuan-bantuan kemanusiaan oleh agensi kemanusiaan asing yang benar-benar berperan krusial mereduksi dampak destruktif tersebut. Permasalahan dalam penelitian eksplanatif-kualitatif ini adalah pengusiran dan penolakan sejumlah operasi-operasi kemanusiaan INGO yang kontributif di tengah-tengah tingkat ketergantungan tinggi masyarakat Darfur terhadap bantuan kelompok-kelompok tersebut pada tahun 2009. Temuan sementara yang didapatkan penulis atas penolakan dan pengusiran Pemerintah Sudan atas bantuan kemanusiaan asing dan sejumlah INGO di Darfur pada tahun 2009 ini dapat didasarkan oleh dua faktor. Pertama, faktor-faktor yang diperlukan untuk memahami keputusan ekstrem pemerintah Sudan dalam kasus tersebut berkaitan dengan persepsi dan rasionalitas aktor berpengaruh yang membuat keputusan atas hal tersebut, yaitu Presiden Sudan saat itu, Omar al-Bashir. Kedua, al-Bashir merupakan seorang pemimpin yang juga memiliki bounded rationality sebagai individu. Hal ini memungkinkan al-Bashir untuk mengambil keputusan yang kemungkinan bertolakbelakang dengan prinsip-prinsip universal humanitarianisme, namun sesuai dengan rasionalitas dan pemilihan momentum waktu yang tepat bagi perhintungannya. Keputusannya yang baru dinyatakan secara resmi lima tahun setelah INGO terkait berkontribusi masif di negaranya berkaitan dengan pertimbangannya sebagai individu pembuat keputusan atas kemunculan window of opportunity. Dengan memahami tipe karakteristik kepemimpinan al- Bashir melalui teknis analisis konten, yaitu Leadership Trait Analysis, maka skema atas persepsi al-Bashir terhadap batasan-batasan dalam lingkungan politiknya, hal yang memotivasi tindakannya, serta interpretasinya terhadap window of opportunity dapat terdeskripsikan.