Kebijakan Filipina Era Pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte Terhadap Klaim 9 Dash Line Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan

Main Author: KATONG RAGAWI NUMADI, 071411233020
Format: Article PeerReviewed
Terbitan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/76224/
http://journal.unair.ac.id/JAHI@kebijakan-filipina-era-pemerintahan-presiden-rodrigo-duterte-terhadap-klaim-9-dash-line-tiongkok-di-laut-tiongkok-selatan-article-12631-media-131-category-.html
Daftar Isi:
  • Permasalahan sengketa kepemilikan Laut Tiongkok Selatan sejak awal telah menjadi faktor utama memanasnya hubungan Filipina dan Tiongkok. Periode baru dalam sengketa kedua negara dimulai pada tahun 2009 dengan pengajuan klaim 9 dash line Tiongkok terhadap PBB. Klaim terbaru ini menandakan kedaulatan Tiongkok terhadap keseluruhan kawasan Laut Tiongkok Selatan. Seiring dengan klaim terbaru Tiongkok tersebut mengakibatkan peningkatan tensi konflik di kawasan seiring dengan respon yang kian agresif oleh Pemerintah Filipina sejak tahun 2011. Terpilihnya Rodrigo Duterte sebagai Presiden Filipina kemudian menghadirkan pendekatan baru Filipina terhadap Tiongkok terkait klaimnya di Laut Tiongkok Selatan. Berbeda dengan pemimpin sebelumnya, Presiden Duterte justru membawa Filipina pada kebijakan kooperatif terhadap Tiongkok walaupun disisi lain tidak terdapat indikasi Filipina untuk melepaskan klaimnya di Laut Tiongkok Selatan. Berbagai kebijakan kemudian ditetapkan pemerintah guna mendekatkan diri terhadap Tiongkok. Untuk menjelaskan alasan strategi baru Filipina ini, peneliti melihat pada faktor ketimpangan kapabilitas Filipina dibandingkan dengan Tiongkok menghasilkan preferensi Pemerintah Filipina saat ini untuk bertindak kooperatif. Pilihan kooperatif Filipina tersebut berhubungan kenyataan manfaat yang diperoleh untuk bersikap kooperatif ketimbang melakukan perlawanan secara terus menerus terhadap dominasi Tiongkok di kawasan.