HUBUNGAN KONSUMSI CAIRAN DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN GEJALA HEAT STRAIN AKIBAT IKLIM KERJA PANAS PADA PEKERJA DI PT PAL INDONESIA (PERSERO)

Main Author: MEIDA CHAIRUNNISA, 101411133055
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/76046/1/KKC%20KK%20FKM%20348%20-%2018%20Cha%20h-Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/76046/2/KKC%20KK%20FKM%20348%20-%2018%20Cha%20h.pdf
http://repository.unair.ac.id/76046/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Heat strain pada pekerja dapat terjadi akibat iklim kerja panas ditambah dengan konsumsi cairan yang sedikit dan beban kerja fisik yang berat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan konsumsi cairan dan beban kerja fisik dengan gejala heat strain akibat iklim kerja panas pada pekerja di PT PAL INDONESIA (PERSERO). Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain penelitian cross sectional.Sampel penelitian sebesar 34 orang yang diambil secara acak menggunakan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan dengan mengukur iklim kerja (ISBB) menggunakan Heat Stress Apparatus Quest Temp 36, konsumsi cairan menggunakan metode recall,beban kerja fisik menggunakan lembar observasi menurut SNI 7269:2009 dan heat strain (pengeluaran keringat menggunakan timbangan digital, denyut nadi menggunakan metode palpasi dan suhu tubuh menggunakan termometer digital). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata ISBB adalah 30,875oC yang telah melebihi NAB, rata-rata konsumsi cairan adalah 1818ml selama 8 jam kerja dan rata-rata beban kerja fisik adalah 275,895 kkal/jam yang termasuk kategori sedang. Pada penelitian ini didapatkan adanyahubunganyang signifikan antara konsumsi cairan dan gejala heat strain berupa pengeluaran keringat (p=0,001), denyut nadi (p=0,027) dan suhu tubuh (p=0,017). Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja fisik dangejala heat strain berupa pengeluaran keringat (p=0,000), denyut nadi (p=0,001) dan suhu tubuh (p=0,000). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara konsumsi cairan dan beban kerja fisik dengan gejala heat strain. Perusahaan disarankan untuk mengedukasi pekerja terkait konsumsi cairan secara rutin selama bekerja minimal 150-200 ml setiap 15-20 menit dan menyediakan kursi agar beban kerja menjadi lebih ringan.