UJI KINERJA PELEPASAN NAPROXEN DALAM NANOFIBER SELULOSA-ASETAT KOLAGEN TERMODIFIKASI NANOPARTIKEL MAGNETIK MnFe2O4

Main Author: MUHAMMAD FATHAN DZIKRI, 081714253012
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/75143/1/TK.%2008-18%20Dzi%20u%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/75143/2/TK.%2008-18%20Dzi%20u.pdf
http://repository.unair.ac.id/75143/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Electrospinning komposit membran nanofiber disiapkan dengan cara mencampurkan larutan selulosa asetat (CA) dan kolagen (KOL) yang kemudian ditambahkan nanopartikel magnetik MnFe3O4 (MNP) dengan variasi penambahan 1g, 3g, dan 5g. Selain itu juga dilakukan penambahan obat naproxen (NAP) yang memiliki potensi dalam bidang medis. Sistem komposit membran diselidiki untuk mengetahui bagaimana pengaruhnya terhadap morfologi permukaan membran nanofiber dan pelepasan obat. Dapat diketahui bahwa karakteristik nanofiber berkaitan erat dengan konduktifitas elektrik dari campuran larutan. Diameter nanofiber menjadi lebih kecil seiring dengan meningkatnya penambahan konsentrasi MNP dikarenakan secara signifikan menambah sifat konduktifitas larutan. Membran CA-KOL yang mengandung NAP dan MNP dibuat dengan menggunakan teknik electrospinning untuk memperkirakan profil pelepasan obat dari komposit membran, sehingga sangat penting untuk mengetahui mekanisme drug release atau dissolution. Dalam penelitian ini, beberapa model matematika yang berbeda digunakan untuk menentukan sistem kinetika pelepasan obat diantaranya, orde nol, orde satu, Higuchi, dan Krosmeyer-peppas. Berdasarkan hasil uji disolusi, CA-KOL-NAP, CA-KOL-NAP-MNP (1g dan 3g) cenderung mengikuti model kinetika Krosmeyer-peppas. Sedangkan CA-KOL-NAP-MNP (5g) cenderung mengikuti model kinetika orde satu. Mekanisme transport yang mengontrol pelepasan obat dari komposit membran adalah difusi Fickian. Berdasarkan hasil MTT, secara keseluruhan membran CA-KOL, CA-KOL-NAP, dan CA-KOL-NAP-MNP memiliki toksisitas rendah karena dapat mempertahankan viabilitas sel di atas 80%.