ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KESEHATAN MENTAL EMOSIONAL (Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Gading Surabaya)

Main Author: MALIDA NURUL HIDAYAH, 101411131076
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/74940/1/KKC%20KK%20FKM.221-18%20Hid%20a%20%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/74940/2/KKC%20KK%20FKM.221-18%20Hid%20a%20SKRIPSI.pdf
http://repository.unair.ac.id/74940/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Lanjut usia merupakan usia yang rentan untuk mengalami kemunduran fungsi organ tubuh, sehingga rentan untuk mengalami berbagai penyakit. Hasil Riskesdas pada tahun 2007 dan 2013 menunjukkan Provinsi Jawa Timur memiliki prevalensi gangguan emosional lebih tinggi dari cut off nasional yakni sebesar 6,5 % dari keseluruhan prevalensi penduduk yang mengalami gangguan mental emosional secara nasional sebesar 6,0 %. Prevalensi tertinggi berada di rentang usia lansia ( >60 tahun) mencapai 55% dari seluruh rentang usia penduduk. Teori yang dikemukakan oleh Lakey dan Cohen (2000) menyatakan bahwa hubungan sosial mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan seorang individu. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan karakteristik individu dan dukunagn sosial keluarga dengan kesehatan mental emosional lansia di wilayah kerja puskesmas Gading Surabaya. Metode penelitian ini adalah observasional analitik, dengan desain crosssectional study. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 150 responden yang diambil dari populasi menggunakan multistage random sampling. Teknik pengumpulan data diukur dengan menggunakan kuesioner untuk variable karakteristik individu, riwayat penyakit kronis, dan kesehatan mental emosional Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan uji kolmogorov smirnov. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara riwayat penyakit kronis (p = 0,000) dan dukungan sosial keluarga (p = 0,004) dengan status kesehatan mental emosional lansia namun tidak ditunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara usia (p = 0,178), jenis kelamin (p = 1,000), status pendidikan (p =0,446), dan status pekerjaan (p = 1,000) dengan status kesehatan mental emosional lansia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah riwayat penyakit kronis dan dukungan sosial keluarga berhubungan dengan status kesehatan mental emosional lansia sedangkan usia, jenis kelamin, status pendidikan, dan status pekerjaan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan status kesehatan mental emosional lansia. Saran yang dapat diberikan adalah bagi keluarga lansia untuk dapat lebih meningkatkan dukungan kepada lansia dengan ikut serta dalam kegiatan posyandu lansia secara rutin.