EFEK PEMBERIAN MADU KALIANDRA TERHADAP KADAR MDA, SOD DAN SpO2 (Studi Experimental pada Tikus Putih Jantan Strain Wistar yang Dipapar Stres Fisik

Main Author: SAILA AZKIYA, 101614153035
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/74599/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/74599/2/full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/74599/
Daftar Isi:
  • Stres fisik memicu stres oksidatif, kondisi ketidak seimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan. Stres fisik menyebabkan pembentukan produksi radikal bebas/ rective oxygen species (ROS) dan penurunan produksi antioksidan endogen. Selama stres fisik berlangsung kontraksi otot menghasilkan rective oxygen species (ROS) secara terus menerus. Stres oksidatif yang dijumpai mengikuti stres fisik ditandai dengan penurunan saturasi oksigen (SpO2), peningkatan kadar malondialdehide (MDA), dan penurunan kadar superokside dismutase (SOD). Madu kaliandra memiliki kandungan flavonoid paling tinggi dibanding dengan madu kopi, sawit, randu dan rambutan. Flavonoid adalah salah satu jenis antioksidan eksogen yang mampu menagkal radikal bebas. Penelitian ini menggunakan desain studi posttest control group dengan rancangan bangun acak lengkap. Pengambilan sampel dengan cara teknik acak sederhana. Variabel bebas adalah waktu pemberian madu, variabel tergantung adalah SpO2, MDA dan SOD sedangkan. Dosis madu 3,57 ml diberikan pada kelompok tikus P1 dan P2 diberikan madu 24 jam dan 2 jam sebelum stres fisik. Kelompok KN tidak diberikan perlakuan penelitian, kelompok KP diberikan stres fisik tanpa pemberian madu. Madu dicampurkan dengan menggunakan air suhu ruang lalu diberikan pada tikus via sonde. Uji statistik menggunakan Anova dan LSD dengan software SPSS 24.0 Hasil penelitian menunjukkan bahwa madu kaliandra tidak dapat mencegah terjadinya stres oksidatif yang disebabkan oleh stres fisik. Dibuktikan dengan rerata SpO2, MDA dan SOD kelompok KP dan P1, P2 tidak berbeda secara nyata. Kandungan flavonoid pada madu kaliandra harus diaktifkan dengan pemberian seduhan air panas dengan suhu 600 C-650 C. Seduhan air panas bermanfaat untuk mengurai komponen padat pada madu dan mengaktifkan flavonoid