PEMBATALAN KEPEMILIKAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH YANG TERTULIS ATAS NAMA ANAK OLEH ORANG TUANYA MELALUI PERJANJIAN PENGIKATAN JUAL BELI

Main Author: INDAH JULI EKAWATI, SH, 031314253054
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/74387/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/74387/2/full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/74387/
Daftar Isi:
  • Dengan latar belakang adanya praktik jual beli antara anak dan orang tua atas objek hak atas tanah yang diawali dengan adanya Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli. Perjanjian pengikatan jual beli merupakan akta pendahuluan yang dibuat sebelum dilaksanakannya perjanjian utama atau perjanjian pokoknya yaitu sebelum dibuat dan ditandatanganninya akta jual beli sebagai dasar untuk proses pemindahan hak atas tanah. Jual beli yang berkepastian hukum apabila jual beli tersebut telah memenuhi syarat-syarat sah perjanjian sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1320 Burgerlijk Wetboek (BW) dan juga telah memenuhi persyaratan dokumen yang dibutuhkan agar nantinya dapat dilakukan penendatangan jual akta jual beli dihadapan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Jual beli yang sah harus memenuhi syarat materiil dan syarat formil. Dengan adanya akta jual beli kita dapat mendaftarkan pemindahan hak atas tanah melalui pendaftaran tanah dan kemudian diterbitkan sertipikat sebagai tanda bukti adanya kepastian hukum. Perjanjian pengikatan jual beli ini tidak dapat membatalkan kepemilikan sertipikat yang dimiliki anaknya. Pembatalan sertipikat disebabkan adanya cacat administrasi atau perbuatan hukum administrasi yang salah, maka keputusan yang diambil adalah tidak sah dan mengandung cacat hukum. Hal ini berkaitan dengan asas kepastian hukum.