ASAS TAAWUN DALAM PERJANJIAN UTANG PIUTANG DIPEGADAIAN SYARIAH
Main Author: | MUH. SJAIFUL, 031170121 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/74310/1/Dis.%20H.%2021-18%20Sja%20a%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/74310/2/Dis.%20H.%2021-18%20Sja%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/74310/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan menemukan makna filosofis asas taawun dalam perjanjian utang di pegadaian syariah, serta menemukan asas-asas perjanjian yang mendasari karakteristik hubungan hukum perjanjian utang piutang di pegadaian syariah, relevansinya dengan asas taawun sebagai landasan pokoknya, dan menemukan penormaan klausula beberapa akad yang terintegrasi dalam perjanjian utang piutang di pegadaian syariah dengan mengkaitkan asas taawun sebagai landasan pokoknya. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian hukum normatif, dengan pendekatan, yaitu pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, pendekatan sejarah, dan pendekatan perbandingan hukum. Isu penelitian adalah urgensi asas taawun dalam perjanjian utang di pegadaian syariah. Hasil temuan penelitian bahwa secara filosofis asas taawun dalam perjanjian utang piutang di pegadaian syariah, menetapkan kerangka hubungan hukum antara pegadaian syariah (muqridh) dengan nasabah (muqtaridh), tegak atas dasar kebajikan sosial, berlandaskan semangat tolong menolong, bukan kepentingan untuk memperoleh profit. Beberapa asas perjanjian dalam perjanjian utang piutang di pegadaian syariah yang penting seperti kebebasan berkontrak, itikad baik, amanah, tertulis, kehati-hatian, sebab yang halal, dan asas lain yang relevan, merupakan asas yang saling terkait dengan asas taawun sebagai landasan pokoknya. Penormaan klausula beberapa akad yang terintegrasi pada perjanjian utang piutang di pegadaian syariah, seperti klausula biaya administrasi dan klausula akad ijarah, sangat urgen untuk direkonstruksi, agar nomenklatur perjanjian tersebut tetap konsisten berbasis asas taawun. Berdasarkan temuan, rekomendasi peneliti, perlu RUU pegadaian syariah yang lebih menekankan asas taawun sebagai prinsip utamanya; juga perlu restrukturisasi badan usaha pegadaian syariah menjadi badan usaha yang non-profit, seperti koperasi syariah atau Baitul Maal Wat Tamwil.