HUBUNGAN KEBISINGAN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN DARAH PADA PEKERJA UNIT PRODUKSI INDUSTRI KAYU DI KECAMATAN SEMPU, KABUPATEN BANYUWANGI

Main Author: RENIKA CAHYA MAULIDA, 101411535026
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/74024/1/KKC%20KK%20FKM%20174%20-%2018%20Mau%20h-Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/74024/2/KKC%20KK%20FKM%20174%20-%2018%20Mau%20h.pdf
http://repository.unair.ac.id/74024/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Kebisingan adalah bahaya pekerjaan yang umum di sejumlah tempat kerja seperti industri besi dan baja, kayu, pengecoran, pabrik penggilingan, pabrik tekstil, bandara dan toko perawatan pesawat terbang, pabrik penghancur, dan semacamnya. Kebisingan pula salah satu faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah seseorang dan menjadi hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hipotesis bahwa paparan tingkat kebisingan yang berbeda dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah. Penelitian menggunakan desain cross-sectional untuk mempelajari hubungan antara paparan kebisingan kerja (<80, 80-≤85, dan >85 dBA) dan peningkatan tekanan darah (≥140 / 90 mmHg) di 36 pekerja Industri kayu Kecamatan Sempu Kabupaten Banyuwangi. Data dikumpulkan dari pengukuran lingkungan tingkat kebisingan dan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah bekerja. Penelitian ini menggunakan analisis Chi Square untuk mempelajari hubungan dan T-tes untuk mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah kerja serta perbandingan antara kebisingan <NAB dan ≥NAB. Tidak terdapat hubungan antara paparan kebisingan dengan peningkatan tekanan darah. Penggunaan APD, kebiasaan merokok juga secara independen tidak terkait dengan tekanan darah tinggi. Namun umur memiliki hubungan yang signifikan dengan peningkatan tekanan darah. Penelitian ini mampu menunjukkan bahwa paparan kebisingan secara independen tidak terkait dengan peningkatan tekanan darah. Sehingga hasil penelitian bertentangan dengan penelitian lain meskipun menggunakan metodologi serupa. Oleh karena itu, terdapat saran untuk instansi sebagai pencegahan akibat kebisingan, antara lain merekomendasikan program pencegahan kehilangan pendengaran yang mencakup penilaian paparan, teknik dan kontrol administratif, penggunaan pelindung pendengaran yang tepat, evaluasi audiometri, pendidikan dan motivasi, pencatatan, serta audit dan evaluasi program.