PROFIL STATUS IDENTITAS ANAK PIDANA DI LPKA KLAS I BLITAR
Main Author: | DESTY RATIH PUSPITASARI, 111111034 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/73823/1/ABSTRAK_Psi.168%2018%20Pus%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/73823/2/FULLTEXT_Psi.168%2018%20Pus%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/73823/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil status identitas anak pidana di LPKA Klas I Blitar. Identitas adalah keyakinan individu terhadap siapa diri mereka, menggambarkan perpaduan dan integrasi pemahaman diri (Santrock, 2014). Status identitas dapat dilihat dari ada atau tidaknya aktivitas eksplorasi dan komitmen, serta terbagi menjadi 4 yaitu identity diffusion, identity foreclosure, identity moratorium, dan identity achievement (Marcia, dkk., 1993). Penelitian ini melibatkan 3 orang partisipan penelitian remaja laki-laki yang memiliki status sebagai anak pidana di LPKA Klas I Blitar serta 3 orang significant others dari masing-masing partisipan penelitian. Partisipan 1 telah menjalani 1/2 masa pidana dengan kasus kriminal (18 tahun), partisipan 2 telah menjalani 1/3 masa pidana dengan kasus pengeroyokan (17 tahun), dan partisipan 3 telah menjalani 1/3 masa pidana dengan kasus kriminal (17 tahun). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik penggalian data yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur dengan analisis tematik data-driven. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa identity moratorium terjadi pada semua partisipan dalam bidang pekerjaan, gaya hidup dan persahabatan, kecuali latihan kerja pada partisipan 2. Identity moratorium di area kencan hanya terjadi pada partisipan 3, sementara 2 partisipan lain mengalami identity diffusion. Identity foreclosure terjadi pada area agama dan peran jenis kelamin di semua partisipan, namun pada partisipan 2 latihan kerja dan rekreasi juga foreclosure. Tidak ada satupun partisipan yang tertarik untuk membahas politik, sehingga semua partisipan pada area politik mengalami identity diffusion. Partisipan 1 dan 3 melakukan penjajakan pada bidang pekerjaan sebelum masuk LPKA, sementara partisipan 2 menunjukkan penjajakan yang rendah baik sebelum maupun sesudah masuk LPKA dan banyak mengalami identity foreclosure.