Daftar Isi:
  • Konsep dan praktik budaya yang banyak berlaku di masyarakat Indonesia sering menempatkan perempuan di posisi yang lebih rendah dari laki-laki. Hal tersebut menyebabkan perempuan rentan mengalami kekerasan, termasuk kekerasan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahapan dan gambaran posttraumatic growth pada wanita dewasa awal korban kekerasan seksual. Posttraumatic growth adalah perubahan positif yang dialami individu sebagai akibat dari perjuangan menghadapi peristiwa traumatis. Tahapan posttraumatic growth terdiri dari ruminasi otomatis, pengelolaan dan penurunan distres, dan ruminasi terarah. Gambaran posttraumatic growth ditunjukkan dalam 5 dimensi, yaitu hubungan dengan orang lain, kekutaan personal, kemungkinan-kemungkinan baru, perubahan kehidupan spiritual, dan penghargaan terhadap hidup (Tedeschi & Calhoun, 2004). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus instrumental. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur dan analisis data dilakukan dengan analisis tematik. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 wanita dewasa dalam rentang usia 18-40 tahun yang pernah mengalami kekerasan seksual dan telah mengalami posttraumatic growth. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga subjek mengalami tahap ruminasi otomatis, pengelolaan dan penurunan distres, dan ruminasi terarah untuk mencapai posttraumatic growth. Dukungan sosial sangat berpengaruh dalam mencapai posttraumatic growth. Ketiga subjek juga menunjukkan perubahan positif, yaitu memiliki hubungan yang lebih dekat dengan orang lain, memiliki empati yang lebih tinggi terhadap korban kekerasan seksual, menyadari kekuatan personal, memiliki aktivitas-aktivitas baru, meningkatkan ritual keagamaan, memiliki motivasi untuk menjadi lebih baik dan memiliki prioritas-prioritas hidup baru.