HUBUNGAN STIGMA DIRI DENGAN HEALTH-SEEKING BEHAVIOUR PADA REMAJA YANG MENGALAMI KECENDERUNGAN DEPRESI
Main Author: | SHABRINA DIRMAYANTI, 111411133013 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/73407/1/ABSTRAK_Psi.129%2018%20Dir%20h.pdf http://repository.unair.ac.id/73407/2/FULLTEXT_Psi.129%2018%20Dir%20h.pdf http://repository.unair.ac.id/73407/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stigma diri dengan health-seeking behavior pada remaja yang mengalami kecenderungan depresi. Corrigan (2004) mengatakan stigma diri ditunjukkan dengan memberi label pada dirinya sebagai individu yang tidak diterima secara sosial dan dapat menurunkan konsep diri, harga diri, serta self-efficacy jika seseorang mencari bantuan professional. Health-seeking behavior didefinisikan sebagai sebuah perilaku yang dilakukan individu ketika menderita penyakit atau kecelakaan, yang dimulai dari mengobati diri sendiri (self-treatment) sampai mencari bantuan seorang ahli (Maulana, 2007) Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey. Pengumpulan data menggunakan skala Beck Depression Inventory II (BDI II) untuk melihat tingkat depresi remaja, Self-stigma of Mental Illness Scale-Short Form (SSMIS-SF) untuk mengukur tingkat stigma diri pada remaja, dan skala health-seeking behavior untuk mengukur perilaku pencarian bantuan kesehatan. Penelitian ini melibatkan 140 subjek. Analisis data dilakukan mengunakan teknik statistik korelasi pearson dengan bantuan SPSS. Dari hasil analisis data diatas menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stigma diri dengan health-seeking behavior pada remaja yang mengalami kecenderungan depresi (r=-0,550 ; p= 0,000). Hubungan antara stigma diri dan health-seeking behavior dikatakan bersifat negatif. Dikatakan bahwa semakin tinggi nilai stigma diri maka semakin rendah nilai health-seeking behavior, begitu juga sebaliknya.