HUBUNGAN ANTARA DIMENSI SIBLING RELATIONSHIP DENGAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA REMAJA YANG MEMPUNYAI SAUDARA KANDUNG DOWN SYNDROME

Main Author: Uzdatun Nabilah Fahmi, 111411131015
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/73399/1/ABSTRAK_Psi.124%2018%20Fah%20h.pdf
http://repository.unair.ac.id/73399/2/FULLTEXT_Psi.124%2018%20Fah%20h.pdf
http://repository.unair.ac.id/73399/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara dimensi sibling relationship (warmth/closeness, relative status/power, conflict dan rivary) dengan psychological well-being pada remaja yang mempunyai saudara kandung down syndrome. Subjek penelitian ini adalah remaja (berusia antara 12-19 tahun) yang mempunyai saudara kandung down syndrome. Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 30 orang yang terdiri dari 14 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengukuran sibling relationship menggunakan alat ukur yang disusun oleh peneliti sendiri dengan 4 subkala (warmth/closeness, relative status/power, conflict dan rivalry) yang mengacu pada Sibling Relationship Questionnaire (SRQ) oleh Furman dan Buhrmester (1990) sebanyak 27 aitem dengan reliabilitas 0.719. Sedangkan pengukuran psychological well-being menggunakan adaptasi alat ukur Ryff’s Psychological Well-Being (RPWB) oleh Ryff (1989) sebanyak 42 aitem dngan reliabilitas 0.802. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi parametrik Product Moment Pearson dan uji non-parametrik Spearman’s Rho. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat terdapat hubungan pada dimensi warmth/closeness dengan psychological well-being (r=0.435; p<0.05). Hal ini menunjukkan hubungan yang bersifat positif, yang berarti semakin tinggi warmth/closeness yang dimiliki oleh remaja, maka semakin tinggi pula psychological well-being nya. Selain itu, terdapat hubungan pada dimensi conflict (r= -0.374 ; p<0.05) dan rivalry (r= -0.402 ; p<0.05) dengan psychological wellbeing. Hal ini menunjukkan hubungan yang bersifat negatif, yang berarti semakin tinggi conflict dan rivalry yang dimiliki oleh remaja, maka semakin rendah psychological well-beingnya. Namun pada dimensi relative status/power (r=0.318 ; p>0.05) tidak berhubungan signifikan.