PENGARUH DETRAINING TERHADAP POLA EKSPRESI HSP60, DAN HSP70 PADA SEL OTOT JANTUNG RATTUS NORVEGICUS WISTAR

Main Author: SANTIKA RENTIKA HADI, 091070104
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/72897/1/Dis.%20K.%2021-18%20Had%20p%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/72897/2/Dis.K.%2021-18%20Had%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/72897/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penurunan ekspresi HSP60 dan HSP70 pada otot jantung sebagai efek dari satu, dua, tiga dan empat minggu periode detraining dan keterkaitanya dengan ekspresi MDA (ROS). Bahan dan Metode: Rattus norvegicus wistar dilatih untuk daya tahan renang (aerobik) selama enam minggu sehingga mereka menjadi rattus norvegicus wistar terlatih, dilanjutkan dengan memberikan perlakuan detraining berdasarkan alokasi waktu. Hasil: hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ekspresi HSP60 otot jantung tikus menurun setelah detraining dalam empat minggu. (2) Ekspresi HSP70 otot jantung tikus menurun setelah detraining selama tiga minggu dan tetap dalam tingkat rendah dalam empat minggu detraining. (3) Ekspresi MDA otot jantung tikus menurun dalam satu minggu detraining dan tetap dalam tingkat rendah hingga empat minggu detraining. (4) Ekspresi MDA dan HSP60 sel otot jantung tikus meningkat setelah latihan fisik 6 minggu, dan mengalami penurunan setelah melakukan latihan fisik dalam sepuluh minggu, tetapi ekspresi HSP70 dijaga tetap tinggi. Disarankan bahwa (1) Latihan fisik dengan intensitas 60-80% dari kapasitas kerja maksimum harus terus dipelihara dengan baik. (2) Penahanan periode jeda tidak boleh lebih dari dua minggu. (3) Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyesuaikan apoptosis sel otot jantung yang bisa terjadi karena detraining. Kesimpulan: Detraining menurunkan MDA (stressor) yang juga menurunkan Hsp60 dan Hsp70 (pelindung) akibatnya jantung mudah terganggu ketika memulihkan aktivitas fisik setelah periode detraining, dianjurkan untuk memulai kembali latihan fisik dengan beban ringan.