PENGARUH PAPARAN KRONIS NIKOTIN SECARA INHALASI TERHADAP JUMLAH SEL SPERMATOGONIUM, SEL SERTOLI, DAN SEL LEYDIG TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR USIA MUDA (Penelitian Laboratoris Eksperimental)

Main Author: Aril Rizaldi, 011218196306
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/72836/1/PPDS.UR.%2009-18%20Riz%20p%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/72836/2/PPDS.UR.%2009-18%20Riz%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/72836/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Tujuan: Untuk menganalisis perbedaan jumlah spermatogonium, sel leydig dan sel sertoli pada tikus putih strain Wistar usia muda paska paparan kronis nikotin secara inhalasi. Metode: Penelitian eksperimental laboratorium dengan post test only control group design, dengan pengukuran variabel jumlah spermatogonium, sel leydig, sel sertoli pada 5 kelompok tikus witar jantan muda yaitu kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan yang diberikan paparan nikotin 0,5 mg, 1 mg, 2 mg, dan 4 mg/kgBB/hari selama 30 hari. Hasil: Didapatikan penurunan jumlah spermatogonium yang signifikan pada kelompok yang diberikan nikotin 0,5 mg/kgBB/hari (p=0,048), 1 mg/kgBB/hari (p=0,002), 2 mg/kgBB/hari (p=0,002) dan 4 mg/kgBB/hari (p=0,000) jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penurunan yang signifikan juga terlihat pada kelompok yang mendapatkan paparan nikotin 4 mg dibandingkan dengan 0,5 mg (p=0,018). Penurunan jumlah sel sertoli yang signifikan hanya terlihat pada kelompok nikotin 4 mg/kgBB/hari dibandingkan dengan kelompok kontrol (p=0,047). Penurunan jumlah sel leydig yang signifikan didapati pada kelompok nikotin 2 mg/kgBB/hari (p=0,037) dan kelompok nikotin 4 mg/kgBB/hari (p=0,023) jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penurunan yang signifikan juga didapati pada kelompok 4 mg/kg/BB dibandingkan denga kelompok 0,5 mg/kgBB/hari (p=0,004). Pada penelitian ini juga tampak penurunan jumlah spermatogonium, sel sertoli, dan sel leydig pada peningkatan dosis nikotin yang diberikan walaupun tidak signifikan secara statistik. Kesimpulan: Pemberian paparan kronis nikotin per inhalasi dapat menurunkan jumlah spermatogonium, sel sertoli, dan sel leydig. Semakin tinggi dosis nikotin yang diberikan maka semakin besar penurunan jumlah sel spermatogonium, sel sertoli, dan sel leydig yang terjadi. Hal ini membuktikan bahwa nikotin merupakan salah satu penyebab infertilitas pada pria.