PEMAAFAN REMAJA TERHADAP PERCERAIAN ORANGTUA: SEBUAH KAJIAN FENOMENOLOGI DESKRIPTIF
Main Author: | Salsabila Aminillah, 111411131073 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/72620/13/abstrak%20PSI%2082%2018-.pdf http://repository.unair.ac.id/72620/2/Psi%2082%2018%20Ami%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/72620/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai proses pemaafan remaja terhadap perceraian orangtua. Fokus penelitian ini adalah remaja yang mengalami perceraian orangtua. Pemaafan merupakan sikap seseorang yang telah tersakiti untuk melakukan perubahan motivasional supaya tidak melakukan balas dendam kepada pelaku, tidak memiliki keinginan untuk menjauh atau menghindar dari seseorang yang menyakitinya, bahkan cenderung memiliki keinginan untuk berdamai dan memperbaiki keadaan terhadap seseorang yang telah menyakitinya (McCullough, 1998). Penelitian ini melibatkan tiga orang subjek penelitian yang merupakan remaja perempuan. Subjek 1 berusia 21 tahun, subjek 2 berusia 21 tahun, dan subjek 3 berusia 21 tahun. Ketiga subjek penelitian ini kemudian diwawancarai dengan menggunakan wawancara mendalam untuk mengetahui proses pemaafan terhadap perceraian orangtua, faktor yang mempengaruhi pemaafan, dan pemaknaan remaja terhadap perceraian orangtuanya. Penggalian data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan menggunakan teknik analisis Descriptive Phenomenological Analysis (DPA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga subjek dapat memaafkan perceraian orangtuanya. Proses pemaafan ketiga subjek ditandai dengan munculnya kesadaran terkait pentingnya keberadaan orangtua dalam hidupnya. Selain itu ketiga subjek dapat memaafkan karena adanya insight positif dari pengalaman teman yang memberikan dampak positif yang dapat menguatkan secara psikologis untuk menerima kondisi perceraian orangtua. Faktor yang mempengaruhi proses pemaafan ketiga subjek antara lain adanya rasa empati. Ketiga subjek dapat memaknai perceraian orangtua dari sisi positif yaitu menerima kondisi keluarga sebagai keputusan yang terbaik.