GAYA HIDUP HIJABER SYAR’I DI KOTA GRESIK
Main Author: | SALSABILA, 071411433099 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/72235/1/ABSTRAK_Fis.S.23%2018%20Sal%20g.pdf http://repository.unair.ac.id/72235/2/FULLTEXT_Fis.S.23%2018%20Sal%20g.pdf http://repository.unair.ac.id/72235/3/JURNAL_Fis.S.23%2018%20Sal%20g.pdf http://repository.unair.ac.id/72235/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Hijab sudah mulai menjadi trend bahkan kebutuhan bagi kaum wanita. Fenomena hijab dikalangan kaum wanita sudah tidak asing lagi menadi trend bahkan kebutuhan bagi kaum wanita baik di perkotaan maupun pedesaan. Peran media massa yang sering meliput dan memuat tentang fenomena hijab di kalangan kaum wanita, dan media sosial (social media/socmed) juga sangat berperan dalam mempopulerkan fenomena berhijab ini. Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan Hijab sebagai pengungkapan jati diri seseorang sekaligus sebagai gaya hidup” bagi para wanita muslim (muslimat). Penulisan ini difokuskan pada orientasi tindakan hijaber syar’i dalam menggunakan hijab syar’i. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori interaksionisme simbolis, teori interaksi sosial dan teori identitas dengan menggunakan data kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah model hijabers syar'i yang tergabung dalam hijabers syar'i community di Kota Gresik. Teknik pengambilan informan dengan cara purposive. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh dalam penulisan ini adalah : (1) Pemakai hijab syar’i tidak semata-mta berorientasi pada nilai melaksanakan syariat islam, akan tetapi pertimbangan fashion, trend, dan modis juga lebih menonjol (2) Adanya peluang menjadi anggota komunitas hijabers syar’i dimanfaatkan oleh aktifis komunitas hijab syar’i untuk mendapatkan keuntungan secara material dengan menyediakan model-model trend hijab (3) Kedekatan emosional didalam komunitas hijabers syar’i terjadi tidak hanya dalam kegiatan komunitas pengajian saja, melainkan juga diluar kegiatan. Contohnya seperti makan bersama atau hanya sekedar nongkrong sesama anggota komunitas hijabers syar’i yang menjadikan sekat antara anggota dan masyarakat yang tidak tergabung dalam komunitas tersebut.