NEGOSIASI IDENTITAS PENDATANG DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DENGAN ETNIS MADURA (Studi Interpretif Komunikasi Antarbudaya Pendatang dan Etnis Madura di Kamal Bangkalan)
Main Author: | NIKMAH SURYANDARI, 071317047306 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/72097/4/ABSTRAK_Dis.S.04%2018%20Sur%20n.pdf http://repository.unair.ac.id/72097/5/FULLTEXT_Dis.S.04%2018%20Sur%20n.pdf http://repository.unair.ac.id/72097/6/JURNAL_Dis.S.04%2018%20Sur%20n.pdf http://repository.unair.ac.id/72097/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengungkapkan bagaimana para pendatang sebagai kelompok Co Cultural melakukan negosiasi identitas kultural dalam komunikasi antarbudaya dengan etnis Madura sebagai host culture di Kamal Madura (2) Mengungkapkan bagaimana para pendatang sebagai anggota kelompok Co-Cultural memakai stretegi komunikasi tertentu untuk mencapai keberhasilan ketika dihadapkan pada st ruktur masyarakat dominan etnis Madura. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Sedangkan teori yang digunakan adalah teori identitas kultural dan co cultural theory. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kamal Bangkalan Madura. Berdasarkan hasil analisa data dilapangan ditemukan fakta bahwa terjadi negosiasi identitas kultural di kalangan pendatang di wilayah Kamal Bangkalan Madura. Negosiasi identitas ini terjadi berkaitan juga dengan pandangan stereotype tentang masyarakat Madura yang mereka dengar sebelumnya. Stereoype tentang Madura membuat para pendatang ini mengalami kecemasan dan ketidakpastian di awalawal kedatangan mereka di Madura. Premis tentang kelompok Co-Cultural yang terpinggirkan dalam masyarakat dominan tidak berlaku dalam penelitian ini karena informan dalam penelitian ini merasa keberadaan mereka di Madura tidak menimbulkan perasaan terpinggirkan saat berinteraksi dengan etnis Madura sebagai host culture. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka cakupan teoritis dari teori komunikasi co-cultural ini dapat diperluas dengan aspek kompetensi komunikasi (bahasa) dan persamaan kepercayaan, yang dapat mempengaruhi terbangunnya komunikasi yang efektif dan harmonis. Pendatang hidup dalam lingkungan masyarakat etnis Madura, meski dengan keterbatasan bahasa Madura, namun memiliki kepercayaan (agama) yang sama. Nilai-nilai sosial, praktek lembaga sosial turut membantu terbentuknya kehidupan barunya seperti melalui relasi tetangga yang baik.