PENGARUH FAKTOR INDIVIDU, PEKERJAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI PEKERJA WANITA (Studi Kasus di 2 Perusahaan Kecamatan Taman Sidoarjo)

Main Author: PUTRI AYUNINGTIAS MAHDANG, 101524253010
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/72077/1/TKK.%2008-18%20Mah%20p%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/72077/2/TKK.%2008-18%20Mah%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/72077/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Kesehatan reproduksi menyangkut proses, fungsi, dan sistem reproduksi pada tahap kehidupan. Setiap wanita wajib menjaga kesehatan reproduksinya , termasuk wanita yang bekerja. Kesehatan Reproduksi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang wanita karena tidak hanya berkaitan dengan kesehatan individualnya namun juga dapat berpengaruh pada generasi yang akan datang. Faktro risiko penyebab gangguan kesehatan reproduksi pada pekerja wanita ditemui di PT. X dan PT. Y terkait dengan faktor individu, pekerjaan, dan lingkungan kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji faktor individu, pekerjaan, dan lingkungan kerja yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan reproduksi pada pekerja wanita. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancang bangun penelitian cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 109 orang. umur, status pernikahan, status gizi, umur menarche, jumlah partus, dan jarak partus, masa kerja, shift kerja, posisi kerja, suhu, kebisingan, dan stres kerja merupakan variabel bebas, sedangkan variabel terikat yakni gangguan kesehatan reproduksi. Sebesar 63,3% pekerja wanita mengalami gangguan kesehatan reproduksi. Hasil uji regresi logistik berganda menunjukan bahwa faktor individu yang berpengaruh siginifikan terhadap gangguan kesehatan reproduksi pekerja wanita adalah jumlah partus, sedangkan faktor lingkungan kerja yang berpengaruh siginifikan terhadap gangguan kesehatan reproduksi pekerja wanita adalah suhu dan stres kerja. Kesimpulan bahwa faktor individu (jumlah partus) dan faktor lingkungan kerja (suhu dan stres kerja) berpengaruh terhadap gangguan kesehatan pekerja wanita. Berdasarkan hasil tersebut, disarankan perusahaan dapat memberikan penyuluhan kesehatan terkait pentingnya menjaga kesehatan reproduksi bagi pekerja wanita, perusahaan melakukan pengendalian risiko dengan cara rekayasa teknik, menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja yang terpapar kebisingan, dan menyesuaikan tupoksi pekerja dengan latar belakang pendidikannya.