ANALISIS DAMPAK INDONESIA-JAPAN ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (IJEPA) TERHADAP KONDISI MAKRO DAN SEKTORAL EKONOMI INDONESIA: PENDEKATAN GLOBAL TRADE ANALYSIS PROJECT (GTAP)

Main Author: KHAULAH QURATA A’YUN, 041411131090
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/71963/1/C.%2069%20-%2018%20A%27yu%20a%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/71963/2/C.%2069%20-%2018%20A%27yu%20a.pdf
http://repository.unair.ac.id/71963/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Indonesia Japan Economic Partnership Agreemenet (IJEPA) merupakan perjanjian perdagangan bebas bilateral pertama yang dilakukan Indonesia dan paling komprehensif pemberlakuan kebijaknnya. IJEPA disahkan pada tanggal 20 Agustus 2007 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Shinjo Abe dan tarif bea masuk yang disepakati berlaku efektif pada 1 Juli 2008. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak IJEPA terhadap kondisi makro dan sektoral ekonomi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan Global Trade Analysis Project (GTAP) versi 9 dengan database 57 sektor/komoditi dan 140 negara yang diagregasi menjadi 3 region, yakni Indonesia, Jepang, dan rest of the world. Berdasarkan hasil simulasi penurunan tarif impior berturut-turut sebesar 10 persen, 5 persen, dan 0 persen, kesepakatan IJEPA secara umum berdampak positif terhadap kondisi makroekonomi Indonesia kecuali kondisi neraca perdagangan Indonesia yang cenderung defisit. Kondisi tersebut disebabkan oleh permintaan impor terhadap komoditi Jepang lebih tinggi dibandingkan penawaran ekspor Indonesia ke Jepang. Daya saing produk domestik dinilai masih rendah dibandingkan negara lain yang juga bersaing memasuki pasar Jepang. Namun, peningkatan permintaan impor mencerminkan peningkatan daya beli masyarakat Indonesia yang juga mengindikasikan peningkatan kesejahteraan masyarakat.