METODE MOBILISASI SARAF PADA CARPAL TUNNEL SYNDROME

Main Author: Bagus Tri Atmaja, 011102003
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/71528/1/FV.FST.%2002-18%20Atm%20m.pdf
http://repository.unair.ac.id/71528/2/FV.FST.%2002-18%20Atm%20m%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/71528/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • 5.1 Kesimpulan Carpal Tunnel Syndrome yang dikenal juga sebagai Tardy Median Nerve Palsy adalah kumpulan gejala dan tanda akibat penekanan nervus medianus di rongga terowongan karpal, tepatnya dibawah fleksor retinakulum penyakit yang paling sering terjadi adalah neuropati akibat kompresi (entrapment neurophaty). Di pergelangan tangan nervus medianus berjalan melalui terowongan karpal (carpal tunnel) dan menginervasi kulit telapak tangan dan punggung tangan di daerah ibu jari, telunjuk, jari tengah, dan setengah radial jari manis (Megerian, 2007) Pasien dengan nama Ny. K (50 tahun) datang ke Poli Rehabilitasi Medik RSUD. Dr. Soetomo Surabaya dengan Pasien merasa nyeri pada pergelangan tangan kanan dan kesemutan sampai menjalar ke tangan. Setelah dilakukan pemeriksaan pasien didiagnosis oleh dokter dengan carpal tunnel syndrome dextra. Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan fisioterapis pada tanggal April 2014 dan didapatkan permasalahan dari pasien yaitu adanya nyeri diam, nyeri gerak dan nyeri tekan pada pergelangan tangan kanan, adanya penurunan LGS pergelangan tangan kanan, serta adanya sedikit kesulitan dalam melakukan aktifitas fungsional. Kemudian pasien diberikan intervensi fisioterapi berupa pemberian terapi modalitas dengan menggunakan terapi Metode mobilisasi saraf (ULTT) yang dilakukan selama 6 kali terapi. Didapatkan hasil setelah terapi yaitu adanya penurunan rasa nyeri gerak dan nyeri tekan, peningkatan LGS pergelangan tangan kanan(gerakan fleksi-eksensi) serta didapatkan perbaikan aktifitas fungsional(aktifitas dapur, berpakaian, membersihkan diri, aktifitas kantor dan aktifitas lain). 5.2 Saran Untuk mendapat hasil yang optimal maka penanganan fisioterapi pada kondisi carpal tunnel syndrome diharapkan perlu adanya kerja sama yang baik antara pasien dengan terapis. Pasien tidak melakukan gerakan-gerakan pada pergelangan tangan dan jari tangan.Yang memicu terjadinya entrapment pada terowongan carpal misalnya meremas,memeras-meras dengan kuat dll. Untuk proteksi terjadinya penekanan yang berulang selaama aktifitas sehari-hari bisa menggunakan alat proteksi misalnya cock up splint pada hand.