PENGARUH STIMULASI TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK BALITA (USIA 12-60 BULAN) YANG MENGALAMI GANGGUAN PERKEMBANGAN DI POLI TUMBUH KEMBANG RUMAH SAKIT ISLAM A.YANI SURABAYA

Main Author: SITI RACHMAH, 101414153042
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/71110/1/TKM.%2028-18%20Rac%20p%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/71110/2/TKM.%2028-18%20Rac%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/71110/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Periode penting tumbuh kembang anak adalah masa Balita karena perkembangan kemampuan bahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan berikutnya. Diperkirakan 5-10% anak meng alami keterlambatan perkembangan, padahal indikator keberhasilan yang ditetapkan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur pada Tahun 2010 diharapkan 90% balita telah memperoleh stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas pertumbuhan dan perkembangan anak, salah satunya adalah stimulasi. Orangtua memiliki peran penting dalam optimalisasi perkembangan anak melalui pemberian stimulasi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penga ruh stimulasi terhadap perkembangan anak Balita yang mengalami gangguan perkembangan. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan disain kohort, pendekatan waktu secara longitudinal atau time period approach. Teknik pengumpul an data menggunakan data primer berupa kuesioner, metode pemilihan sampel consecutive sampling. Analisis data dengan Uji Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar gangguan perkembangan adalah speech delay. Analisis uji regresi logitik ganda menunjukkan tingkat signifikansi untuk stimulasi motorik kasar p=0,034, stimulasi motorik halus p=0,037, stimulasi bicara dan bahasa p=0,036, stimulasi sosial kemandirian p=0,036. Ada pengaruh signifikan antara stimulasi dengan gangguan perkembangan. Saran untuk institusi pendidikan perlu penelitian gangguan perkembangan anak balita dilapangan, karena data gangguan perkembangan hanya ada di Rumah Sakit. Saran untuk Orangtua : sering melakukan stimulasi pada anak sesuai usianya terutama gangguan perkembangan yang memerlukan intensitas dan waktu lama untuk kembali normal, menyediakan waktu untuk bermain dengan anak, menciptakan suasana yang menyenangkan saat stimulasi. Saran untuk Instansi layanan kesehatan : mengoptimalkan peran edukasi pada orangtua, menyediakan ruang tunggu yang di lengkapi berbagai media seperti : Televisi yang memutar video tentang pesan pesan kesehatan, leaflet, booklet, buku panduan tentang tugas perkembangan dan stimulasi perkembangan, memaksimalkan peran PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit), mengaktifkan kelas parenting pada ibu hamil sebagai bentuk capacity building.