ANALISIS HUBUNGAN SARANA SANITASI DASAR DAN PERILAKU HIGIENIS DENGAN KEJADIAN GASTROENTERITIS DI DAERAH RAWAN BANJIR DESA SITIARJO KEC. SUMBERMANJING WETAN KAB. MALANG TAHUN 2017

Main Author: SULIONO, 101511123069
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/70205/1/Abstrak%20fkm%2070%2018.pdf
http://repository.unair.ac.id/70205/2/fkm%2070%2018.pdf
http://repository.unair.ac.id/70205/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Desa Sitiarjo memiliki kondisi geografis yang rawan banjir dan terdapat aliran Sungai Penguluran yang membelah desa, sehingga ancaman banjir semakin besar seiring dengan adanya perubahan iklim. Banjir bisa menurunkan kualitas lingkungan hidup seperti sarana sanitasi dasar, serta penurunan perilaku higienis akibat keterbatasan akses sarana sanitasi. Kondisi tersebut menjadi faktor risiko dari muncul dan berkembangnya penyakit menular khususnya gastroenteritis. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara Sarana Sanitasi Dasar dan Perilaku Higienis Dengan Kejadian Gastroenteritis di Desa Sitiarjo Kec. Sumbermanjing Wetan Kab Malang Pasca Banjir Tahun 2017. Penelitian ini merupakan observasional analitik, desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian 40 responden dan 20 sampel air sumur gali, diambil secara acak proporsional berdasarkan jumlah wilayah RT yang terdampak banjir Tahun 2017. Pengumpulan data meliputi informasi kejadian banjir dan gastroenteritis dengan kuesioner, observasi sarana sanitasi dasar, dan pengambilan contoh uji air bersih untuk mengetahui jumlah Total Coliform. Analisis data uji hubungan dengan metode Kai Kuadrat (Chi Square). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kejadian banjir dengan respon pemulihan kualitas sumur (p=0,031). Sedangkan kondisi sarana sanitasi dan banjir tidak berhubungan dengan kualitas bakteriologis air sumur (p=0,613, p=0,711). Kualitas bakteriologis air sumur, perilaku mendapatkan air bersih, perilaku CTPS, perilaku BAB, dan status rumah rawan banjir tidak berhubungan dengan kejadian gastroenteritis. (p=0,079, p=0,149, p=0,307, p=0,069, dan p=0,563) Kesimpulan penelitian : peningkatan kejadian gastroenteritis pasca banjir tidak bermakna secara epidemiologis; kerusakan sarana sanitasi dasar direspon beragam oleh masyarakat mulai pembiaran-pembubuhan kaporit-pengurasanmaupun keduanya; perilaku higienis tergolong baik meskipun untuk CTPS terganggu akibat minimnya pasokan air bersih; kondisi sarana sanitasi dasar, perilaku higienis dan status rumah rawan banjir tidak berhubungan dengan kejadian gastroenteritis. Saran : Ketangguhan masyarakat dalam menghadapi banjir perlu ditingkatkan dengan strategi jangka pendek maupun jangka panjang, seperti penyediaan cadangan air, penyediaan alat dan bahan sanitasi, perbaikan sumur gali.