ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA BERDASARKAN THEORY OF PLANNED BEHAVIOR (TPB)
Main Author: | MENTARI DWI ALDILA, 131511123074 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/70055/1/KKC%20KK%20FKP.N%2043%20-18%20Ald%20a-Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/70055/2/KKC%20KK%20FKP.N%2043%20-18%20Ald%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/70055/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Pendahuluan: Perilaku pencegahan keputihan pada remaja masih menjadi masalah kesehatan yang perlu diperhatikan. Persepsi yang salah akan mendorong seseorang untuk berperilaku yang tidak baik dalam upaya pencegahan keputihan. Theory of Planned Behavior menyampaikan bahwa perilaku yang itampilkan oleh individu timbul karena adanya niat (intensi) untuk berperilaku. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan dari faktor Theory Of Planned Behavior yaitu sikap, pengendali kontrol, norma subjektif, dan intensi dengan perilaku pencegahan keputihan. Metode: Peneltian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional dan pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling dengan tipe simple random sampling . Total populasi 163 siswi dan didapat sampel 113 siswi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Analisis menggunakan uji statistik Regresi logistic dan Spearman’s Rho. Variabel independen adalah sikap, norma subjektif, pengendali kontrol, intensi dan variabel dependen adalah intensi dan perilaku pencegahan keputihan. Hasil: Uji statistik regresi logistic yang berhubungan dengan intensi adalah sikap (p=0,001), norma subjektif (p=0,002), pengendali kontrol (p=0,005). Uji statistik spearman’s rho yang terdapat hubungan dengan perilaku adalah pengendali kontrol (p=0,000) dan intensi (p=0,000). Diskusi: Perilaku pencegahan keputihan pada siswi mayoritas memiliki perilaku yang baik, sehingga sikap, norma subjektif , dan intensi pada siswi mayoritas tinggi. Perlu dilakukan promosi kesehatan tentang kesehatan reproduksi khususnya keputihan guna meningkatkan derajat kesehatan remaja.