Daftar Isi:
  • Berkembangnya jaman menjadi era industrialisasi memaksa negara untuk memperbesar industri di negaranya. Untuk memenuhi kebutuhan energi bagi penggunaan industri dalam negeri, negara secara tidak langsung dituntut dapat menyediakan kebutuhan energi bagi industri tersebut. Tiongkok yang hadir sebagai negara superpower baru sebagai pesaing Amerika, mengalami industrialisasi besar-besaran di negaranya. Seiring dengan hal tersebut, tentunya pemerintah Tiongkok memerlukan pasokan energi yang lebih dari negara lain. Salah satu sumber energi potensial berada di wilayah Asia Tengah, tetapi wiliayah ini memiliki hambatan-hambatan seperi kemudahan dalam akses kontrol energi, mendorong stablitas harga, dan tingginya cost dalam mengkesplorasi energi. Berangkat dari permasalahan ini, Tiongkok menggunakan Shanghai Cooperation Organization (SCO) sebagai organisasi regional yang didalamnya tergabung Tiongkok, Rusia, dan negara-negara Asia Tengah, menjadi wadah pemenuhan energi nasional Tiongkok yang diperoleh melalu kerjasama-kerjasama yang terjalin didalamnya melalui wadah organisasi regional SCO. Dengan menggunakan kerangka berpikir bahwa Tiongkok menggunakan organisasi regional SCO sebagai wadah untuk menghilangkan hambatan-hambatan yang ada, maka hipotesis yang diajukan adalah Tiongkok menggunakan SCO sebagai wadah untuk pemenuhan kebutuhan energi nasionalnya. Jangkauan penelitian ini ketika ketika pergeseran kerjasama SCO yang berawal dari kerjasama militer menjadi fokus dalam sektor eknomi yaitu pada KTT ketiga Shanghai Five pada tahun 1998 hingga berkontribusinya SCO sebagai wadah pemenuhan energi Tiongkok yaitu pada KTT SCO keenam pada tahun 2007.