PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMPN 52 DAN MTSN 1 SURABAYA

Main Author: HANIFA FITRIANA, 101511123082
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/69735/1/Abstrak%20fkm%2055%2018.pdf
http://repository.unair.ac.id/69735/2/FKM%2055%2018.pdf
http://repository.unair.ac.id/69735/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan fisik, psikologis dan intelektual yang pesat. Salah satu sifat remaja yaitu cenderung menyukai tantangan tanpa pertimbangan yang matang. Hal tersebut menimbulkan berbagai permasalahan pada remaja, salah satunya adalah permasalahan kesehatan reproduksi remaja. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) di sekolah merupakan salah satu upaya untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pelaksanaan pendidikan kesehatan reproduksi remaja di SMPN 52 dan MTsN 1 Surabaya menggunakan teori sistem. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus observasional dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari wakil kepala sekolah bagian kurikulum, guru dan siswa. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumen. Analisis data menggunakan fokus analisis untuk mengaitkan hasil penelitian dengan teori. Pada penelitian ini, faktor input pendidikan KRR yaitu sebagian besar informan kurang memahami KRR komprehensif. Informan menyatakan bahwa pendidikan KRR adalah tanggung jawab orang tua, sekolah, masyarakat dan pemeritah. Sarana prasarana dan kurikulum juga kurang memadai. Pada faktor proses, sekolah melakukan pendidikan KRR di dalam maupun di luar pembelajaran. Pendidikan ini menggunakan sarana prasarana secara optimal. Guru Biologi SMPN 52 memisahkan siswa laki-laki dan perempuan saat menyampaikan materi KRR yang sensitif. Metode tersebut dapat meningkatkan keaktifan siswa untuk tanya-jawab dengan guru. Kedua sekolah juga menerapkan berbagai kebijakan dan mengadakan kerjasama dengan berbagai instansi untuk meningkatkan pengetahuan siswa. Pada faktor output seluruh informan tambahan memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai materi KRR dan merasa puas dengan pendidikan yang telah diberikan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kedua sekolah melaksanakan pendidikan KRR dengan mengoptimalkan sumberdaya yang dimiliki untuk mendapatkan hasil yang baik. Pendidikan KRR bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah, namun perlu mendapatkan dukungan dari keluarga, masyarakat hingga pemeritah. Pemerintah perlu memberikan pelatihan pada guru terkait pendidikan KRR. Keluarga perlu memberikan pendidikan KRR di rumah, sedangkan masyarakat perlu memberikan pengawasan pada remaja di lingkungannya.