KARAKTERISTIK KELUARGA DAN BALITA, TINGKAT KONSUMSI DAN FREKUENSI INFEKSI BALITA USIA 24-59 BULAN PADA STATUS GIZI PENDEK (TB/U) DAN STATUS GIZI NORMAL (TB/U)

Main Author: NABILLA SITI HAWA FATIMAH, -
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/69290/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/69290/2/full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/69290/
Daftar Isi:
  • Tinggi badan pendek pada balita (TB/U) merupakan efek dari proses akumulasi nutrisi yang tidak adekuat dan infeksi dalam jangka waktu yang panjang. Prevalensi balita pendekdiPuskesmas Bulak Banteng Surabaya mengalami peningkatan yakni 26,13% di tahun 2013, 29,23% di tahun 2014 dan 30,52di tahun 2015. Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui perbedaan karakteristik keluarga dan balita, tingkat konsumsi vitamin A, vitamin C, vitamin E, selenium, zink dan zat besi, serta frekuensi infeksi ISPA dan diare pada balita pendek (TB/U) dan balita dengan tinggi badan normal (TB/U) usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bulak Banteng Surabaya. Jenis penelitian adalah penelitian observasional menggunakan desain cross sectional dan rancang bangun menggunakan studi komparasi. Populasi adalah balita yang tercatat di wilayah kerja Puskesmas Bulak Banteng Surabaya dan besar sampel sebesar 19 balita untuk masing-masing sub-populasi dengan simple random sampling. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuisioner dan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Uji yang digunakan yakni Chi-Square atau Fisher Exact test, uji T 2 sampel bebas dan Mann-Whitney U. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada karakteristik balita, karakteristik keluarga balita, jumlah konsumsi vitamin C dan selenium, tingkat konsumsi vitamin C, vitamin E, selenium, frekuensi ISPA dan diare pada balita pendek (TB/U) dan balita dengan tinggi badan normal (TB/U). Namun ada perbedaan yang signifikan pada jumlah konsumsi vitamin A, vitamin E, zink dan zat besi, tingkat konsumsi vitamin A, zink dan zat besi (p<0,05). Konsumsi vitamin A, vitamin E, zink dan zat besi yang lebih rendah harus segera ditingkatkan karena dapat membantu pencegahan infeksi dan mengurangi dampak infeksi pada status gizi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan peningkatan pengetahuan dan perilaku mengkonsumsi makanan beragam dan seimbang.