KONSENTRASI HAMBAT MINIMAL (KHM) DAN KONSENTRASI BUNUH MINIMAL (KBM) EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO (Theobroma cacao) TERHADAP BAKTERI Streptococcus sanguinis

Main Author: ANDI ADANI NURREZEKI, 021411133034
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/68908/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/68908/2/full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/68908/
Daftar Isi:
  • Streptococcus sanguinis merupakan salah satu bakteri yang menjadi penyebab kegagalan perawatan saluran akar dikarenakan kemampuannya menembus tubuli dentin mulai kedalaman 150 μm hingga 792 μm. Persentase Streptococcus sanguinis pada saluran akar yang kronis dan akut sebesar 10%. Diperlukan bahan irigasi yang mampu mencapai tubulus dentin terkecil sehingga tidak ada bakteri yang terlewati, bahan ini diharapkan tidak memberikan efek toksik dan terbuat dari bahan herbal. Ekstrak kulit buah kakao mengandung senyawa aktif alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan terpenoid yang telah diketahui memiliki kemampuan antibakteri. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui konsentrasi ekstrak kulit buah kakao (Theobroma cacao) yang dapat menghambat dan membunuh bakteri Streptococcus sanguinis. Metode: Penelitian ini merupakan eksperimental laboratoris. Pembuatan ekstrak kulit buah kakao dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 70% dan dilakukan pengenceran untuk memperoleh ekstrak dengan berbagai konsentrasi. Nilai KHM dan KBM ekstrak kulit buah kakao terhadap Streptococcus sanguinis diketahui dengan menghitung pertumbuhan koloni bakteri pada media nutrient agar dalam satuan CFU/ml. Hasil: Persentase koloni bakteri pada ekstrak kulit buah kakao dengan konsentrasi 25%, 12,5%, 6,25%, 3,125%, 1,58%, dan 0,78% secara berurutan adalah 0%, 0%, 0%, 8,70%, 23,24%, dan 98,54% terhadap kontrol positif Simpulan: Ekstrak kulit buah kakao memiliki konsentrasi hambat minimal (KHM) pada konsentrasi 3.125% dan konsentrasi bunuh minimal (KBM) pada konsentrasi 6,25% terhadap Streptococcus sanguinis