TEKNIK BUDIDAYA IKAN KOI (Cyprinus carpio) PADA KOLAM SEMI INTENSIF DI INSTALASI BUDIDAYA AIR TAWAR (IBAT), PUNTEN, BATU, JAWA TIMUR
Main Author: | NISRINA ZULMIDA PUTRI, 141411131023 |
---|---|
Format: | Lainnya NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/68906/2/PKL%20PK%20BP%20180-17%20Put%20t-Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/68906/1/PKL%20PK%20BP%20180-17%20Put%20t.pdf http://repository.unair.ac.id/68906/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Ikan koi memiliki prospek penjualan yang baik dan memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga banyak pengusaha membudidayakan ikan koi serta diperjual belikan. Penjualan ikan koi tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga memasuki pasar ekspor dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Tujuan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini yaitu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang teknik budidaya ikan koi (Cyprinus carpio) pada kolam semi intensif sehingga akhirnya mampu mengetahui keunggulan dan kelemahan dari budidaya ikan koi. Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di IBAT Punten, Batu Jawa Timur pada tanggal 30 Januari 2016 sampai tanggal 23 Februari 2016. Metode kerja yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pengambilan data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan partisipasi aktif, observasi,wawancara dan studi pustaka. Kegiatan budidaya ikan koi (C. carpio) meliputi kegiatan persiapan kolam, pembenihan, pendederan, pembesaran, manajemen pakan, monitoring kualitas air, hama dan penyakit, pemanenan, pemasaran, analisis usaha, hambatan serta kemungkinan pengembangan usaha. Teknik budidaya ikan koi di IBAT Punten sudah memenuhi persyaratan teknik budidaya yang benar dan pengembangan usaha sudah mulai dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari analisis usaha yang menguntungkan seperti R/C Ratio sebesar 2,16 artinya keuntungan yang didapat pada usaha budidaya ikan koi dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan tersebut adalah 2,16. Karena usaha budidaya layak untuk dijalankan apabila nilai R/C > 1.