PREVALENSI ORAL CANDIDIASIS PADA PENDERITA DIABETES MELITUS BERDASARKAN NILAIA1cDI RSU HAJI SURABAYA TAHUN 2017
Main Author: | ZALFA KARIMAH, 021411133027 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/68705/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/68705/2/full%20text.pdf http://repository.unair.ac.id/68705/ |
Daftar Isi:
- Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik kronis dengan kondisi hiperglikemi yang terjadi pada semua kelompok umur. Berdasarkan RISKESDAS, pada tahun 2007, populasi DM mencapai 5,7%, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 6,9%. DM dapat didiagnosa menggunakan kriteria glukosa darah atau nilai A1c. A1c adalah hemoglobin terglikasi yang terbentuk karena adanya ikatan antara glukosa dengan asam amino valin N-terminal pada tiap rantai β dari hemoglobin A (HbA). A1c menggambarkan kadar glukosa jangka panjang dan apakah pasien tersebut terkontrol atau tidak. Pada DM tidak terkontrol, akan meningkatkan risiko infeksi seperti oral candidiasis. Candidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh Candida spp., yang merupakan mikroorganisme komensal, namun dapat berubah menjadi patogen apabila kondisi microenvironment berubah. Tujuan: Untuk mencari prevalensi oral candidiasis pada penderita DM dan hubungannya dengan nilai A1c. Metode: Jenis penelitian bservasional deskriptif dengan rancangan penelitian cross-sectional, dan sampel dipilih secara total sampling. Hasil: Dari 38 penderita DM, 18 orang diantaranya mengalami oral candidiasis. 6 orang pada DM terkontrol (nila A1c > 6,5-8%) dan 12 orang pada DM tidak terkontrol (nilai A1c > 8%). Hasil statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara nilai A1c dengan oral candidiasis (p=0,4373; p>0,05). Kesimpulan: Terjadinya oral candidiasis tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh nilai A1c karena masih ada faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi terjadinya oral candidiasis