STUDI INTEGRITAS MUKOSA BERDASARKAN KETEBALAN MEMBRAN EPITEL PASKA REKONSTRUKSI DEFEK URETRA KELINCI MENGGUNAKAN MEMBRAN AMNION KERING

Main Author: Tabita Novita Anggriani, 011080717
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/66680/1/PPDS.IBU.03-17%20Ang%20s%20abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/66680/2/PPDS.IBU.03-17%20Ang%20s%20fulltext.pdf
http://repository.unair.ac.id/66680/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Latar Belakang : Penanganan rekonstruksi defek uretra akibat trauma, infeksi, hipospadia dan striktur sampai saat ini masih memerlukan autograft yang menyengsarakan penderita. Membran Amnion Kering (MAK) merupakan alternatif terapi untuk rekonstruksi defek uretra. Namun penelitian klinis tahap in vivo tentang integritas mukosa paska rekonstruksi uretra dengan MAK yang menilai lapisan epitel transisional pada pemeriksaan histopatologi belum pernah dilakukan. Tujuan : Mengetahui perbedaan grading integritas mukosa uretra pada defek uretra kelinci yang di rekonstruksi menggunakan MAK dibandingkan dengan yang dilakukan repair primer. Metode : Desain : penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan penelitian ke dalam kelompok kontrol dan 1 kelompok perlakuan. Lokasi : Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya. Subjek Penelitian : 32 ekor kelinci jantan putih, di mana 16 ekor sebagai kelompok kontrol (dilakukan repair primer pada defek uretra), sedangkan 16 ekor sebagai kelompok perlakuan (dilakukan rekonstruksi dengan MAK sebagai scaffold). Hasil keluaran : grading integritas mukosa yang dinilai dengan terbentuknya epitel transisional. Hasil : Pada kelompok kontrol, terbanyak didapatkan grade 2 (terbentuknya epitel 2-3 lapis) sebanyak 10 ekor. Pada kelompok perlakuan sendiri, terbanyak didapatkan grade 3 (terbentuknya epitel 4 lapis) sebanyak 8 ekor. Pada penelitian ini didapatkan integritas mukosa berdasarkan jumlah lapisan membran epitel yang tidak berbeda secara signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dengan angka signifikansi 0,636 (p>0.05). Kesimpulan : Latar Belakang : Penanganan rekonstruksi defek uretra akibat trauma, infeksi, hipospadia dan striktur sampai saat ini masih memerlukan autograft yang menyengsarakan penderita. Membran Amnion Kering (MAK) merupakan alternatif terapi untuk rekonstruksi defek uretra. Namun penelitian klinis tahap in vivo tentang integritas mukosa paska rekonstruksi uretra dengan MAK yang menilai lapisan epitel transisional pada pemeriksaan histopatologi belum pernah dilakukan. Tujuan : Mengetahui perbedaan grading integritas mukosa uretra pada defek uretra kelinci yang di rekonstruksi menggunakan MAK dibandingkan dengan yang dilakukan repair primer. Metode : Desain : penelitian eksperimental murni dengan menggunakan rancangan penelitian ke dalam kelompok kontrol dan 1 kelompok perlakuan. Lokasi : Laboratorium Hewan Coba Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga, Surabaya. Subjek Penelitian : 32 ekor kelinci jantan putih, di mana 16 ekor sebagai kelompok kontrol (dilakukan repair primer pada defek uretra), sedangkan 16 ekor sebagai kelompok perlakuan (dilakukan rekonstruksi dengan MAK sebagai scaffold). Hasil keluaran : grading integritas mukosa yang dinilai dengan terbentuknya epitel transisional. Hasil : Pada kelompok kontrol, terbanyak didapatkan grade 2 (terbentuknya epitel 2-3 lapis) sebanyak 10 ekor. Pada kelompok perlakuan sendiri, terbanyak didapatkan grade 3 (terbentuknya epitel 4 lapis) sebanyak 8 ekor. Pada penelitian ini didapatkan integritas mukosa berdasarkan jumlah lapisan membran epitel yang tidak berbeda secara signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dengan angka signifikansi 0,636 (p>0.05). Kesimpulan : Tidak ada perbedaan integritas mukosa uretra pada defek uretra kelinci yang di rekonstruksi menggunakan MAK dibandingkan dengan yang dilakukan repair primer.