EVALUASI PEMANTAUAN JENTIK BERKALA PADA PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN PASURUAN

Main Author: GANDHI KUSYOKO, 101514353002
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/66541/1/TKL.04%20-17%20Kus%20e%20abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/66541/2/TKL.04%20-17%20Kus%20e%20fulltext.pdf
http://repository.unair.ac.id/66541/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai subsistem yang saling berhubungan, oleh karenanya pelaksanaan kegiatan tersebut perlu melakukan upaya peningkatan pengetahuan, sumberdaya kesehatan, perencanaan, koordinasi, supervisi dan umpan balik untuk menunjang keberhasilan pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dilakukan juru pemantau jentik (jumantik) dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Tingkat kinerja pencatatan dan pelaporan ABJ oleh puskesmas di Kabupaten Pasuruan dalam kurun waktu 2014-2016 masih belum optimal, dan pencapaian ABJ <95%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Pemantauan Jentik Berkala (PJB) pada program pengendalian DBD di Kabupaten Pasuruan. Penelitian ini adalah penelitian evaluatif, yang mengevaluasi need assesment (pengetahuan, kebutuhan sumberdaya kesehatan), program planing (perencanaan), formatif evaluation (koordinasi, supervisi dan umpan balik) kegiatan PJB di Kabupaten Pasuruan. Unit analisis penelitian ini adalah puskesmas yang berada di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan yang memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan, yaitu sebanyak 9 puskesmas. Responden penelitian sebanyak 47 orang yang terdiri dari kepala seksi P2PM, petugas P2 DBD, kepala puskesmas, tenaga fungsional pengelola program DBD dan petugas kesehatan lingkungan serta kader jumantik. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, lembar checklist dan panduan wawancara. Need assesment PJB di Kabupaten Pasuruan masih belum optimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih 88,89% puskesmas yang pengetahuannya masih kurang, kebutuhan sumberdaya kesehatan masih 88,89% puskesmas kategori belum baik. Perencanaan PJB hasilnya masih belum optimal, bahwa masih 100% puskesmas yang perencanaannya belum sesuai. Hasil formative evaluation hasilnya juga belum optimal, keterlaksanaan hanya 22,22% puskesmas, supervisi dinas 33,33% nilai baiknya masih kurang dari 75% serta supervisi kepala puskesmas, petugas, dan umpan mencapai 11,11% nilai baiknya masih kurang dari 75%. Diperlukan upaya untuk meningkatkan kegiatan PJB dengan melakukan advokasi, peningkatan koordinasi lintas program dengan memperbaiki komunikasi antar petugas lintas program dan meningkatkan pelaksanaan supervisi oleh Dinas Kesehatan dengan memperluas sasaran supervisi.