HUBUNGAN MAXIMUM PHONATION TIME DENGAN VO2 MAX SEBAGAI PENILAIAN ENDURANCE PADA SUBYEK LAKI-LAKI USIA 25 SAMPAI 35 TAHUN

Main Author: Inok Rochbita Harwiduri, dr.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/65776/1/KKA%20KK%20PPDS%20IFR%2003_17%20Har%20h%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/65776/2/KKA%20KK%20PPDS%20IFR%2003_17%20Har%20h.pdf
http://repository.unair.ac.id/65776/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Latar belakang : Endurance menurun 1% tiap tahun atau 10% per dekade yang dimulai pada usia 25 tahun. Penurunan endurance dapat dinilai dengan uji latih beban. Beberapa pasien memiliki keterbatasan sehingga belum mampu melakukan uji latih. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara maximum phonation time dengan nilai VO2max dari uji latih beban maksimal ergometri anggota gerak bawah sebagai penilaian endurance kardiorespirasi. Metode : Penelitian ini merupakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional study yang dilakukan pada 34 orang laki-laki usia 25 sampai 35 tahun. Semua subyek diukur nilai VO2max dengan ergometri anggota gerak bawah dan nilai maximum phonation time. Pengukuran maximum phonation time dengan posisi duduk dan subyek diminta untuk mengucapkan suara vokal “a” selama mungkin setelah inhalasi maksimal. Hasil : Tiga puluh empat subyek dapat menyelesaikan uji latih beban maksimal ergometri anggota gerak bawah dan pengukuran maximum phonation time. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara VO2max dan maximum phonation time dengan nilai koefisien korelasi Pearson (r) 0,890. Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa VO2max memiliki hubungan dengan maximum phonation time. Penelitian lebih lanjut diperlukan pada subyek yang lebih bervariasi, baik dari usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, maupun status kondisi kesehatan.