SELF AWARENESS TERHADAP PERAWATAN TRAUMA GIGI ANTERIOR PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI USIA 11-12 TAHUN DI KECAMATAN GUBENG
Main Author: | DUTA LAILY FAJAR RAHMALIA, 021418046302 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/65032/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/65032/2/DUTA%20LAYLI%20F.R%20....PERPUSTAKAAN%20EDIT.pdf http://repository.unair.ac.id/65032/ |
Daftar Isi:
- Kejadian trauma gigi anterior sering terjadi pada anak-anak disekitar kita, kejadian biasanya dilingkungan rumah dan sekolah, tetapi perawatan terhadap trauma gigi ini masih diabaikan oleh mereka. Trauma gigi anterior yang besar dapat mempengaruhi harga diri dan kualitas hidup dan nantinya pasien harus siap dengan perawatan yang lebih lama. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat self awareness anak terhadap perawatan trauma gigi anterior pada siswa usia 11-12 tahun di sekolah dasar negeri di kecamatan Gubeng. Metode : Penelitian ini menggunakan metode cross sectional study, pada tiga sekolah dasar negeri di kecamatan Gubeng, sebanyak 576 siswa usia 11-12 tahun. Self awareness anak terhadap perawatan trauma gigi anterior diketahui melalui pemeriksaan intraoral dan quisioner. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan persentase. Hasil : Tingkat Self awareness anak terhadap perawatan trauma gigi baik, sebanyak 77,8% menyatakan bahwa mereka tau apa yang harus dilakukan, tetapi tidak diikuti dengan tindakan perawatan gigi. Sebesar 58,4% mengaku malu dan tidak nyaman dengan kondisi giginya yang fraktur. Pembahasan : Self awareness anak terhadap perawatan trauma gigi anterior cukup baik, tetapi hanya sedikit yang melakukan perawatan. Faktor sosioekonomi dan kesadaran orang tua merupakan faktor yang mempengaruhi. Dampak psikologis yang ditimbulkan dari trauma gigi anterior cukup besar, mereka mengaku malu dan tidak nyaman dengan kondisi gigi tersebut. Kesimpulan : Prevalensi trauma gigi anterior termasuk dalam level rendah, tingkat self awareness anak dalam level baik tetapi tidak ada yang melakukan perawatan. Karena itu sangat dianjurkan untuk mengadakan edukasi dan motivasi terhadap pencegahan dan perawatan trauma terhadap orang tua, anak-anak dan penyedia layanan kesehatan.