PENGEMBANGAN INDEKS FAKTOR RISIKO DENGAN PENAMBAHAN INDIKATOR PERILAKU DAN INDIKATOR PSIKOLOGIS SEBAGAI PREDIKTOR STROKE
| Main Author: | MUHAMMAD ISMAN JUSUF, 091070833 |
|---|---|
| Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
| Bahasa: | eng |
| Terbitan: |
, 2017
|
| Subjects: | |
| Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/64503/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/64503/2/DISERTASI%20MUHAMMAD%20ISMAN%20JUSUF%20091070833.compressed.pdf http://repository.unair.ac.id/64503/ |
Daftar Isi:
- Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan di dunia termasuk di Indonesia. Beberapa model prediksi stroke telah dibuat. Perlu dikembangkan suatu indeks prediktor stroke di Indonesia, yang dapat memprediksi stroke infark dan stroke perdarahan Tujuan: mengembangkan formula indeks stroke yang dapat memprediksi jenis stroke Metode:Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan penelitian “Case-Control”. Jumlah sampel 310 orang terdiri atas 155 kasus dan 155 kontrol. Analisa statistik yang digunakan adalah analisis Diskriminan. Hasil: Faktor risiko stroke yang valid dan reliabel untuk menyusun indeks prediksi stroke adalah tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, kadar trigliserida, riwayat stroke dan riwayat hipertensi, riwayat dislipidemia, konsumsi sayur, durasi tidur, mendengkur, aktivitas olahraga, dan stres emosional. Kesimpulan: Disimpulkan bahwa formula Indeks prediktor stroke adalah: -0.208 x Kriteria Sistolik+ 0.675 x Kriteria Diastolik -0.374 x Kadar Trigliserid +0.166 x Riwayat Hipertensi -0.259 x Riwayat Stroke +0.327 x Riwayat Dislipidemia - 0.458 x Konsumsi Sayur +0 .169 x durasi tidur -0.053 x mendengkur + 0.274 x Aktifitas Olahraga -0.166 x Emosional. Saran: Indeks faktor risiko stroke disosialisasikan kepada tenaga medis dan para medis sebagai alat skrining untuk memprediksi stroke di masyarakat. Apabila setelah dilakukan skrining, didapatkan masyarakat masuk kategori risiko rendah dan sedang, maka perlu dilakukan upaya promotif. Bagi masyarakat yang masuk kategori risiko tinggi maka perlu dilakukan upaya preventif primer