PENGARUH PERBEDAAN WAKTU PENGUKUSAN TERHADAP UMUR SIMPAN PADA KERANG BULU (Anadara sp.)

Main Author: FACHRUL HAFIZ ARROZA, 141311133198
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/62972/1/KKC%20KK%20PK%20BP%20128-17%20Arr%20p-Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/62972/2/KKC%20KK%20PK%20BP%20128-17%20Arr%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/62972/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Kerang merupakan hewan filter feeder, sehingga mampu mnyerap apa saja di habitatnya. Menurut Retyoadhi dkk, (2005) jumlah bakteri pada kerang menunjukkan indikator pencemaran pada perairan. Jumlah bakteri pada daging kerang dapat membahayakan kesehatan manusia ( Evida dkk., 2015). Suhu panas merupakan salah satu metode paling efektif untuk mematikan bakteri (Aini, 2015). Pada suhu yang sama, waktu pemanasan yang lebih lama akan meningkatkan kematian sel mikroba. Penyimpanan bahan makanan merupakan upaya yang dilakukan agar produk dapat dinikmati oleh konsumen sebelum terjadi kerusakan atau penurunan mutu (Grezico dkk., 2013). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lama waktu pengukusan optimal yang mampu memperpanjang umur simpan pada kerang bulu (Anadara sp.) dan mengetahui pengaruh waktu pengukusan terhadap daging kerang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap menggunakan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah waktu pengukusan yang berbeda yaitu P0 sebagai kontrol, P1 (5 menit), P2 (10 menit) dan P3 (15 menit). Analisis data diolah dengan menggunakan ANOVA dan dilanjutkan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama waktu pengukusan kerang bulu berbeda nyata (p<0,05) terhadap jumlah bakteri pada proses penyimpanan. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pada perlakuan P2 (10 menit) pengukusan merupakan perlakuan terbaik dibandingkan dengan semua perlakuan. P2 dapat bertahan sampai dengan jam ke-24 dengan jumlah bakteri 3,2x105. Hasil dari uji organoleptik menunjukkan P2 (10 menit) pengukusan menunjukkan kesukaan panelis terhadap daging kerang. Hasil organoleptik pada jam ke-48 jam daging kerang sudah mengalami kemunduran mutu dengan mengeluarkan bau busuk. Hasil dari analisis Escherichia coli untuk semua perlakuan menunjukkan hasil negatif pada media TSIA.