ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT DEKOMPRESI PADA NELAYAN PENYELAM DI PANTAI TANJUNG PAPUMA KABUPATEN JEMBER

Main Author: ANA ISLAMIYAH SYAMILA, 101424253009
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/61397/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/61397/2/TESIS%20ANA%20ISLAMIYAH%20SYAMILA%20101424253009.compressed.pdf
http://repository.unair.ac.id/61397/
Daftar Isi:
  • Penyakit dekompresi adalah satu penyakit yang dapat dialami oleh penyelam yang dideskripsikan sebagai suatu kondisi yang memiliki beberapa gejala akibat paparan dari tekanan yang tinggi. Nitrogen yang seharusnya larut dalam cairan tubuh atau jaringan tubuh menjadi keluar dalam bentuk gelembung dengan targetnya yang paling banyak pada bahu, sikut, lutut dan pergelangan. Gejalanya mulai dari yang ringan yaitu rasa nyeri sampai gejala yang berat yaitu kelumpuhan. Berdasarkan kepustakaan, faktor penentunya antara lain karakteristik nelayan penyelam dan faktor-faktor penyelaman. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis pengaruh faktor risiko karakteristik individu nelayan penyalam dan faktor penyelaman terhadap kejadian penyakit dekompresi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi 70 dan sampel yang diambil 42 responden dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara menggunakan kuisioner dan pemeriksaan. Untuk mengetahui besarnya pengaruh masing-masing faktor risiko terhadap kejadian penyakit dekompresi pada nelayan penyelam dilakukan analisis univariat dengan distribusi frekuensi serta analisis bivariat dengan tabulasi silang dan uji regresi logistik. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan terdapat pengaruh yang bermakna dari faktor frekuensi penyelaman perhari (p=0,005), cara naik ke permukaan (p=0,010) dan waktu istirahat (p=0,014) terhadap kejadian penyakit dekompresi. Frekuensi menyelam lebih dari 3 kali perhari berpeluang terhadap kejadian dekompresi 7,333 kali dibandingkan yang menyelam kurang dari 3 kali perhari. Penyelam yang naik ke permukaan secara langsung berpeluang 5,971 kali terjadi dekompresi daripada penyelam yang naik secara perlahan. Penyelam yang beristirahat kurang dari 56 menit berpeluang 8,167 kali terjadi dekompresi daripada penyelam yang beristirahat lebih lama dari 56 menit.