PENINGKATAN PRODUKSI BIOMASSA DAN SAPONIN AKAR ADVENTIF Talinum paniculatum Gaertn. DALAM BIOREAKTOR BERGELEMBUNG TIPE BALON SISTEM BATCH DAN CONTINUOUS

Main Author: Muhammad Hamzah Solim, 081424153001
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/61007/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/61007/2/TESIS.pdf
http://repository.unair.ac.id/61007/
Daftar Isi:
  • Talinum paniculatum Gaertn. adalah satu diantara tumbuhan obat tradisional yang umum digunakan di Indonesia. Pertumbuhannya tergolong rendah di habitat asal, khususnya pada organ akar. Akar tersebut mengandung banyak senyawa bioaktif, diantaranya adalah saponin. Senyawa ini memiliki manfaat sebagai afrodisiak, berperan dalam aktivitas hormon estrogen, merelaksasi otot polos kandung kemih, uretra pars prostatika dan corpus cavernosum. Oleh sebab itu, peningkatan produksi biomassa akar adventif pada kultur cair berpotensi menghasilkan bahan mentah sebagai sumber industri farmasi. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan produksi biomassa akar adventif dan saponin T. paniculatum Gaertn. di dalam bioreaktor bergelembung tipe balon memakai sistem batch dan continuous. Akar adventif diinduksi dari daun dan dikultur di dalam bioreaktor berkapasitas 1000 mL yang diisi media MS 350 mL ditambah IBA 2 mgL-1 dengan laju aerasi 0.2 vvm. Penelitian ini terdiri atas 4 perlakuan yaitu batch, batch-buffer, continuous dan continuous-buffer. Buffer yang digunakan adalah sodium bikarbonat (NaHCO3). Kultur dipelihara sampai 35 hari dan sampel diuji setiap 7 hari sekali untuk menghitung gula, konduktivitas listrik dan pH. Variabel yang diukur adalah biomassa segar, biomassa kering, konsentrasi saponin. Hasil menunjukkan bahwa sistem continuous-buffer menghasilkan biomassa 4 kali lipat dari inokulum awal. Perlakuan ini memberikan produksi biomassa lebih baik daripada sistem lain dan penambahan buffer mempengaruhi produktivitas biomassa. Konsentrasi saponin ditentukan dengan teknik TLC-Densitometry yang menggunakan propanol-air (14:3) sebagai fase gerak. Hasilnya, konsentrasi tertinggi saponin ditemukan pada sistem batch. Faktor stres lingkungan merupakan salah satu yang berpengaruh dalam peningkatan saponin pada akar adventif tanaman ini.