PERAN GOUVERNEMENT WATERLEIDING TERHADAP PENYEDIAAN AIR BERSIH DI SURABAYA TAHUN 1900-1923

Main Author: NUR HUDA, 121014026
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/60812/1/ABSTRAK%20.pdf
http://repository.unair.ac.id/60812/2/FULLTEXT%20FS%20Sej%2025-17%20Hud%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/60812/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan pengelolaan air bersih melalui jaringan pipa air di Surabaya tahun 1900-1923. Penyediaan air bersih menggunakan jaringan pipa pada masa kolonial disebut waterleiding. Di Surabaya sendiri awal berdirinya perusahaan air bersih dengan menggunakan pipa, pengelolaannya di bawah pengawasan pemerintah kota. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode sejarah yang meliputi empat tahap, yaitu tahap heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Data-data yang digunakan terdiri dari berbagai arsip seperti surat kabar yang terbit pada masa kolonial, ditunjang dengan beberapa arsip lembaga yang terkait dalam bentuk laporan tahunan dengan tema skripsi tersebut. Kemunculan pengelolaan air bersih melalui jaringan pipa di Surabaya akibat dari minimnya ketersediaan air bersih yang terdapat di Surabaya, dan pemerintah merencanakan pemasangan pipa dari sumber air. Sumber air yang digunakan berasal dari Pasuruan, selanjutnya pemerintah Kota Surabaya menyalurkan air bersih dari Pasuruan sampai Kota Surabaya. Banyak kebijakan yang dikeluarkan pemerintah memberatkan masyarakat bumiputra. Puncaknya dari kekecewaan masyarakat bumiputra terhadap kebijakan yang ditetapkan pemerintah terjadi pada tahun 1923. Melalui Sarekat Islam, masyarakat bumiputra merespon salah satu kebijakan yang memberatkan tersebut, pada waktu itu masyarakat bumiputra menolak kebijakan tentang diputusnya jaringan pipa air di perkampungan-perkampungan. Di tahun yang sama pemerintah menanggapi keluhan dari masyarakat, dengan alasan adanya pembangunan jaringan pipa baru, jaringan pipa ke perkampungan harus dimatikan agar tidak mengganggu pemasangan jaringan baru. Dengan tambahan jaringan pipa baru ini, pemerintah mengharapkan agar penyediaan air bersih di Surabaya agar tetap terpenuhi.