FISIOTERAPI PADA NYERI BAHUAKIBAT TENDINITIS SUPRASPINATUS DENGAN METODE PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF)
Main Author: | Kartika Wulandari, 011310213020 |
---|---|
Format: | Lainnya NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Fakultas Vokasi
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/60261/1/KKC%20KK%20FV.FST.02-17%20Wul%20f%20ABSTRACT.pdf http://repository.unair.ac.id/60261/2/KKC%20KK%20FV.FST.02-17%20Wul%20f%20TUGAS%20AKHIR.pdf http://repository.unair.ac.id/60261/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Tendinitis atau tendonitis adalah gangguan berupa peradangan atau iritasi pada tendon, yaitu suatu kumpulan jaringan ikat berserat yang merekatkan otot dengan tulang. Tendinitis paling sering terjadi di area bahu, pergelangan, lutut, tumit, dan siku. Gangguan ini menyebabkan nyeri dan sakit pada persendian biasanya disertai dengan munculnya tanda-tanda inflamasi (kemerah-merahan, tumor, hangat, nyeri, gangguan fungsional). Tendinitis pada bahu, rotator cuff, dan tendon supraspinatus bisa terjadi radang biasanya sebagai akibat dari terjepitnya struktur-struktur yang ada disekitarnya. Tendinitis supraspinatus adalah peradangan yang terjadi pada tendon otot supraspinatus yang disertai dengan nyeri yang berulang-ulang terutama pada malam hari dan terdapat gangguan gerakan abduksi. Penyebab terjadinya tendinitis supraspinatus adalah adanya cidera langsung dan trauma karena pembebanan yang berlebihan pada otot supraspinatus. Tendinitis supraspinatus merupakan masalah inflamasi paling umum ditemui disekitar sendi bahu. Insiden penyakit ini meningkat 25 kasus per 1000 populasi. Kejadian tendinitis supraspinatus pada laki-laki dibanding perempuan adalah 1:1. Permasalahan yang sering ditemui dimasyarakat yaitu 35% dari mereka mengeluh nyeri bahu bagian anterior dan lateral, sedangkan 65% dari mereka tidak mengeluh apa-apa. di Indonesia hampir 20% dari penduduknya pernah mengalami tendinitis supraspinatus. Penderita terbanyak adalah wanita usia 35-50 tahun. Tujuan dari penatalaksanaan pasien yang mengalami tendinitis supraspinatus adalah mengurangi nyeri, meningkatkan luas gerak sendi, meningkatkan kekuatan otot pada sendi bahu serta mengurangi dan mencegah kemampuan fungsional. Tendinitis supraspinatus dengan penanganan konservatif bisa dilakukan oleh fisioterapi, banyak teknik fisioterapi yang digunakan untuk mengatasi keluhan yang diderita pasien akibat adanya penyakit ini, dan salah satu teknik digunakan adalah terapi latihan dengan metode PNF (Proprioceptive Neuromuscular Facilitation). PNF adalah teknik peregangan yang dimanfaatkan untuk meningkatkan elastisitas otot dan telah terbukti memiliki efek positif pada gerakan aktif dan pasif. Teknik PNF bisa diberikan untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh pasien tendinitis supraspinatus antara lain : mengurangi nyeri, menambah luas gerak sendi, mempertahankan dan meningkatkan kekuatan otot.