HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH, KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN PERILAKU DENGAN KASUS BARU TB PARU BTA POSITIF DIKABUPATEN KULON PROGO

Main Author: HASNA’ KURNIA NOVA ROSDA, 101411123043
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/58910/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/58910/2/FKM.%2016-17%20Ros%20h.pdf
http://repository.unair.ac.id/58910/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Tuberkulosis masih menjadi masalah besar kesehatan dunia dan merupakan penyakit menular pembunuh terbesar kedua setelah HIV/AIDS. Tuberkulosis di Kabupaten Kulon Progo meningkat secara epidemiologis pada tahun 2014 dari tahun 2013. Kepadatan penghuni, perilaku merokok, lantai tanah dan dinding kayu masih ditemukan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan lingkungan fisik rumah, karakteristik individu dan perilaku dengan kasus baru TB paru BTA positif di Kabupaten Kulon Progo. Jenis penelitian survei analitik dengan rancangan kasus kontrol. Jumlah sampel yaitu 17 kasus dan 34 kontrol yang diambil secara simple random sampling. Variabel bebas yaitu lingkungan fisik rumah (kepadatan penghuni, kelembaban ruangan, suhu ruangan, ventilasi, pencahayaan matahari, lantai, dinding, langit-langit, dan sarana pembuangan asap dapur), karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, pendapatan, dan riwayat TB paru keluarga) dan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan). Analisis data menggunakan Chi square. Hasil analisis menunjukkan bahwa lingkungan fisik rumah yang paling berhubungan dengan kasus baru TB paru BTA positif adalah kelembapan ruangan karena mempunyai tingkat risiko paling tinggi yaitu 13,750 kali, karakteristik individu yang paling berhubungan riwayat TB paru keluarga karena mempunyai tingkat risiko paling tinggi yiatu 18,000 kali, dan perilaku yang berhubungan adalah pengetahuan dengan tingkat risiko 6,525 kali. Kasus baru TB paru BTA positif paling berhubungan kelembapan ruangan, riwayat TB paru keluarga dan pengetahuan. Masyarakat diharapkan meningkatkan partisipasi sebagai Pengawas Menelan Obat (PMO) terkait kesembuhan penderita TB dan petugas diharapkan memberikan informasi kepada masyarakat terkait pencegahan TB paru, kesehatan lingkungan perumahan dan perilaku sehat.