PEMODELAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) BERDASARKAN FAKTOR SUHU UDARA, KELEMBABAN, CURAH HUJAN DAN MOBILITAS WISATAWAN DI DATARAN TINGGI KABUPATEN TANA TORAJA
Main Author: | SARTIKA FATHIR RAHMAN, 101414353006 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/57901/1/TKL.%2013-16%20Rah%20p%20abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/57901/2/TKL.%2013-16%20Rah%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/57901/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue.Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Virus Dengue menyebabkan gangguan pembuluh darah kapiler pada sistem pembekuan darah, sehingga menyebabkan perdarahan. Demam berdarah dengue (DBD) pertama kali ditemukan pada tahun 1950an di Filipina dan pertama kali terjadi di Indonesia pada tahun 1972. Di Kabupaten Tana Toraja baru terjadi 4 tahun terakhir dan terjadi KLB pada tahun 2013 dengan jumlah penderita terbanyak yaitu 157 kasus. Timbulnya demam berdarah sering dikaitkan dengan ketinggian tempat, suhu udara, kelembaban, curah hujan, dan mobilitas wisatawan. Kabupaten Tana Toraja merupakan daerah dataran tinggi dan merupakan daerah pariwisata. Penyakit DBD merupakan penyakit baru dan telah ditemukan kematian penderita DBD di Kabupaten Tana Toraja pada tiga tahun terakhir. Tujuan penelitian ini untuk membuat model kejadian demam berdarah dengue (DBD) berdasarkan faktor suhu udara, kelebaban, curah hujan dan mobilitas di dataran tinggi Kabupaten Tana Toraja. Rancang bangun yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ecology study time trend. Unit analisis penelitian ini adalah data perbulan. Hasil dari penelitian ini suhu udara rendah (p=0,020) bernilai <0,05 berarti berpengaruh signifikan terhadap kejadian DBD. Hal ini disebabkan karena Suhu udara akan mempengaruhi perkembangan virus Dengue di dalam tubuh nyamuk. Virus dengue hanya endemik di wilayah-wilayah tropis, suhu yang tinggi sekitar 30°C mempercepat replikasi virus.vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat bertahan hidup pada suhu rendah di Kabupaten Tana Toraja dengan rata-rata 22,8°C. Curah hujan rendah (p=0,006) bernilai <0,05 dan curah hjan sedang (p=0,000) berarti berpengaruh signifikan terhadap kejadian DBD. Hal ini disebabkan oleh peningkatan curah hujan mempunyai kontribusi dalam tersedianya habitat vektor nyamuk pembawa virus dengue sebagai tempat perkembangbiakan. Kata Kunci : DBD, suhu udara, kelembaban, curah hujan, mobilitas wisatawan.