PENGARUH PEMBERIAN JENIS KAPUR YANG BERBEDA TERHADAP RASIO N:P DAN C:N PADA MEDIA KULTUR BIOFLOK

Main Author: INDAH PUSPITA SARI, 141211133054
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/57341/1/1.%20ABSTRAK%20PK%20BP%20128-16%20Sar%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/57341/2/2.%20FULLTEXT%20PK%20BP%20128-16%20Sar%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/57341/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Seiring dengan berkembangnya akuakultur sistem intensif berbagai teknik pengolahan air untuk mengurangi konsentrasi amoniak dalam media budidaya telah dikembangkan salah satunya adalah teknologi bioflok. Teknologi bioflok merupakan teknologi baru dalam bidang akuakultur, yangbertujuan untuk mencapai fase berkelanjutan, dari segi lingkunganmaupunekonomi. Teknologi ini juga menguntungkan karena selain dapat menurunkan limbah organik dari sisa pakan dan kotoran, teknologi ini juga dapat menyediakan pakan tambahan berprotein untuk hewan budidaya sehingga dapat menaikkan pertumbuhan dan efisiensi pakan. Prinsip utama yang diterapkan dalam teknologi ini adalah manajemen kualitas air yang didasarkan pada kemampuan bakteri heterotrof untuk memanfaatkan N organik dan anorganik yang terdapat di dalam air. Rasio C:N harus dipertahankan pada level 20:1 agar terbentuk bioflok. Rasio N terhadap P yang sering disebut dengan redfield ratio, akan berpengaruh terhadap kelimpahan fitoplankton jenis tertentu.Faktor pH sangat berperan dalam terbentuknya bioflok di air media, pH air yang terlalu rendah 4,5 menyebabkan bioflok tidak bisa terbentuk. Apabila pH dalam keadaan terlalu asam maka proses penguraian bahan organik menjadi tidak sempurna. Pemberian kapur diharapkan mampu meningkatkan pH dengan optimum, serta pemanfaatan unsur-unsur dalam kapur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jenis kapur yang berbeda terhadap rasio N:P dan C:N pada media kultur bioflok. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Maret 2016 di Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga. Metode penelitian menggunakan rancangan acak lengkap. Terdiriatastigaperlakuandanenam kali ulangan. Perlakuanmenggunakankapur CaCO3, kapur dolomit dan tanpa menggunakankapur.Analisis data yang digunakanadalah Anova dan deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kandungan C, N dan P tertinggi pada perlakuan B dengan menggunakan kapur dolomit. Nilai akhir rasio C:N tertinggi pada perlakuan A (2,34) dengan menggunakan kapur CaCO3, diikuti perlakuan B (2,07) menggunakan kapur dolomit dan terakhir perlakuan C (2,05) tanpa penambahan kapur.Nilai akhir rasio N:P tertinggi pada perlakuan C (102,56) tanpa penambahan kapur, diikuti perlakuan B (41,92) menggunakan kapur dolomit dan terakhir perlakuan A (35,86)dengan menggunakan kapur CaCO3.