BURUH PERKEBUNAN TEMBAKAU DI BOJONEGORO TAHUN 1860-1939
Main Author: | SITI MAHMUDAH, NIM.: 121211432001 |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.unair.ac.id/56740/1/KKB%20KK-2%20FS%20Sej%2048.16%20Mah%20b%20ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/56740/2/KKB%20KK-2%20FS%20Sej%2048_16%20Mah%20b.pdf http://repository.unair.ac.id/56740/ http://lib.unair.ac.id |
Daftar Isi:
- Skripsi ini membahas mengenai buruh perkebunan tembakau di Bojonegoro antara tahun 1860 hingga tahun 1939. Pada skripsi ini akan dilihat bagaimana kondisi buruh perkebunan tembakau selama periode awal diberlakukannya sistem kerja bebas hingga setelah masa depresi ekonomi. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber penelitian berupa arsip, surat kabar, buku, jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang dapat mendukung penelitian ini. Melalui penelitian ini dapat diperoleh hasil bahwa terdapat dinamika dalam penerapan sistem ketenagakerjaan di perkebunan tembakau semasa kolonial. Tembakau merupakan salah satu tanaman komoditas ekspor yang memerlukan perawatan khusus dari mulai tanam hingga pengolahan. Perawatan tersebut membutuhkan banyak buruh yang ditempatkan berdasarkan bidang-bidang pengolahan. Dalam perawatan tersebut diberlakukan sistem kerja yang mengalami dinamika dari periode ke periode. Semula penerapan sistem tenaga kerja adalah dengan paksa. Kemudian ketika pemodal swasta mendominasi usahanya di Hindia-Belanda, sistem tersebut dihapuskan dan digantikan dengan sistem tenaga kerja bebas. Sistem tenaga kerja bebas ini sedikit lebih banyak memberikan dampak yang baik terhadap buruh perkebunan tembakau. Buruh diperkenalkan dengan sistem monetisasi dan sistem kerja menurut administrasi Barat. Namun ketika depresi ekonomi turut mempengaruhi perusahaan perkebunan tempat mereka bekerja, para buruh ikut terdampak oleh hal tersebut. Adanya depresi ekonomi membuat pemilik perkebunan harus melakukan penghematan. Sehingga dengan adanya penghematan tersebut membuat buruh mendapatkan pemotongan upah hingga diberhentikan dari pekerjaannya. Hal tersebut menjadikan banyak pengangguran dan terdapat solusi dari pemerintah untuk melakukan pengiriman penduduk ke luar Jawa bahkan ke luar Hindia untuk dijadikan kuli kontrak.