MOTIF, FUNGSI, DAN MAKNA HOROR DALAM CERPEN-CERPEN KARYA INTAN PARAMADITHA

Main Author: GRACECIA HAPPY HAPSARI, 121211133004
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/56394/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/56394/2/FS.%20BI.%2058-16%20Hap%20m.pdf
http://repository.unair.ac.id/56394/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Skripsi yang berjudul “Motif, Fungsi, dan Makna Horor dalam Cerpen- Cerpen Karya Intan Paramaditha” ini bertujuan mengungkapkan motif, fungsi, dan makna horor yang terdapat dalam cerpen-cerpen Intan Paramaditha. Pengertian horor dalam penelitian ini adalah segala peristiwa yang dapat menimbulkan dampak fisik dan psikis pada tokoh. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode struktural naratif Vladimir Propp yakni metode analisis terhadap pengulangan unsur (motif) dalam teks. Teori Propp memfokuskan pada pengulangan motif berupa tindakan yang disebut sebagai fungsi. Secara runtut tahapan tersebut dimulai dengan membuka seluruh jaringan struktur dalam teks, kemudian memilah dan mengungkapkan unsur-unsur yang bermuatan horor, dan yang terakhir adalah analisis mendalam terkait pengulangan motif untuk mengungkapkan makna. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam kesepuluh cerpen Intan Paramaditha mengandung motif-motif horor yang berulang (fungsi) yang terdiri atas delapan fungsi, yaitu fungsi perempuan bercerita, teror, perlawanan, pemutilasian, pembunuhan, kematian tokoh yang mengenaskan, pengasingan, dan halusinasi. Dari delapan fungsi tersebut terdapat satu fungsi yang dominan, yaitu fungsi teror. Dominasi fungsi teror merupakan wujud kegagalan perempuan dalam melawan ketidakadilan, ambivalensi perempuan, dan pelaku penindasan perempuan. Kesepuluh cerpen tersebut juga menunjukkan adanya sebuah pergeseran dalam muatan horornya, yakni horor berdarah-darah bergeser ke arah politis yang dimaknai bahwa penindasan perempuan telah bersifat universal. Analisis tersebut menghasilkan makna tentang refleksi kehidupan para perempuan di dunia nyata yang terus terbelenggu oleh budaya patriarki meskipun telah melakukan perlawanan.