PERBANDINGAN SINDROMA PERIMENOPAUSE PADA AKSEPTOR DEPO MEDROXYPROGESTERONE ACETAT (DMPA) DAN PIL KB KOMBINASI (PKK) DI WILAYAH PUSKESMAS SIDOTOPO SURABAYA

Main Author: Anisa Mardiati Imaniar, 011411223012
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: ind
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.unair.ac.id/54713/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/54713/2/FK.%20BID.%2084-16%20Ima%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/54713/
http://lib.unair.ac.id
Daftar Isi:
  • Latar belakang : Perimenopause merupakan masa transisi dari proses penuaan berupa penurunan fungsi reproduksi. Ketidakseimbangan hormone pada fase ini menyebabkan berbagai sindroma perimenopause yang menyertai seperti sindroma vasomotor, urogenital, dan psikologis. Studi terdahulu menunjukkan penggunaan depo medroxyprogesterone acetate (DMPA) dan pil KB kombinasi (PKK) dapat memperbaiki sindroma perimenopause. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui perbandingan sindroma perimenopause antara akseptor depo medroxyprogesterone acetate (DMPA) dan pil KB kombinasi (PKK). Metode: Desain penelitian ini cross-sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner, dari 46 akseptor DMPA dan 46 akseptor PKK berusia 40-50 tahun yang telah menggunakan DMPA atau PKK setidaknya selama 1 tahun. Sindroma perimenopause diukur menggunakan menopause rating scale. Skor yang diperoleh dari menopause rating scale dikelompokkan dalam empat kategori yakni tidak mengalami sindroma perimenopause (skor 0-4), sindroma perimenopause ringan (skor 5-8), sindroma perimenopause sedang (skor 9-16), sindroma perimenopause berat (skor 17-44). Wanita yang telah menopause atau pernah mengalami ooforektomi atau menderita diabetes, termasuk dalam kliteria eksklusi. Analisa data menggunakan uji Mann-Whitney U Test. Hasil : Terdapat 28,3% akseptor DMPA yang mengalami sindroma perimenopause berat, sedangkan hanya 6,5% akseptor PKK yang mengalami sindroma perimenopause berat. Analisa : Meskipun secara klinis terdapat perbedaan keluhan perimenopause pada akseptor DMPA dan PKK, namun uji statitistik menunjukkan nilai p 0,13 > α 0,05. Hal ini berarti H1 ditolak, tidak terdapat perbedaan bermakna sindroma perimenopause pada akseptor DMPA dan PKK. Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan sindroma perimenopause pada akseptor depo medroxyprogesterone acetate (DMPA) dan pil KB kombinasi (PKK).